Suara.com - Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Hassanudin Wahid, mengatakan partai yang diketuai Muhaimin Iskandar harus menerima dengan berat hati putusan Mahkamah Konstitusi (MK) tentang hasil sengketa Pilpres 2024.
Hal itu disampaikan Hassanudin berdasarkan hasil rapat internal di kantor DPP PKB pasca pembacaan putusan MK.
"Tadi sore sampai baru selesai malam hari ini, kami DPP PKB harus mengakui kenyataan berat politik hari ini yang telah diputuskan oleh MK, bahwa itulah hasil yang dilalui dalam pilpres ini," ujar Hassanudin di kantor DPP PKB, Jakarta Pusat, Senin (22/4/2024).
Hassanudin menyampaikan PKB mesti menerima putusan MK meski dengan berat hati. Sebab putusan tersebut sudah bersifat final dan mengikat.
Baca Juga: Usai dari NasDem, Anies Lanjut Datangi Kantor PKB Malam Ini: Besok ke PKS
"Sebuah kenyataan politik kami dengan berat hati menerima ini semuanya tetapi memang perlu kita nyatakan ke publik bahwa sebuah proses perjalanan demokrasi," kata Hassanudin.
Namun begitu, Hassanudin menegaskan PKB tetap akan menghormati dan menerima putusan MK. Diketahui, dengan adanya putusan ini membuat ketum PKB Muhaimin atau Cak Imin gagal menjadi wakil presiden karena kalah di Pilpres 2024.
Sebagai informasi, gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 yang diajukan oleh kubu Anies-Muhaimin ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK).
Penolakan tersebut disampaikan MK lewat sidang pembacaan putusan hasil sengketa Pilpres 2024 atas gugatan kubu Anies-Muhaimin.
"Menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya," kata Ketua MK Suhartoyo saat membacakan amar putusan di ruang sidang MK, Senin (22/4/2024) siang.
Baca Juga: Sikapi Putusan MK, PDIP Sampaikan Lima Poin: Konsekuensinya Indonesia Masuk ke Kegelapan Demokrasi
Suhartoyo menyatakan seluruh permohonan kubu AMIN tidak beralasan hukum yang kuat.
"Permohonan pemohon tidak beralasan menurut hukum untuk seluruhnya," ujar Suhartoto saat membacakan poin kesimpulan.