Suara.com - Banjir menerjang wilayah Pakistan dan Afghanistan dalam sepekan terakhir. Bencana tersebut menewaskan 168 orang. Selain itu, 140 lainnya luka-luka.
Banjir bandang terjadi di provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Balochistan, dan Punjab, serta wilayah Jammu dan Kashmir yang dikuasai Pakistan. Bencana alam itu dipicu hujan deras yang berkepanjangan.
Badan Penanganan Bencana Nasional Pakistan (NDMA) melaporkan bahwa 98 orang tewas dan 89 lainnya terluka di wilayah-wilayah itu akibat tertimpa bangunan yang runtuh oleh banjir.
Banjir besar dan longsor juga merusak jalan dan bangunan di kawasan perbukitan di Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan.
Badan itu juga melaporkan 3.216 rumah rusak, 536 di antaranya hancur.
Dalam pernyataan berbeda, NDMA memperingatkan bahwa hujan masih akan berlangsung hingga 22 April, yang berpotensi menyebabkan banjir di Khyber Pakhtunkhwa dan Balochistan. Hujan deras juga diprediksi terjadi pada 25 hingga 29 April.
"Curah hujan diperkirakan bisa menimbulkan banjir bandang di sejumlah nullah (kanal buatan) di beberapa daerah, di antaranya Khuzdar, Ziarat, Zhob, Sherani, Muslim Bagh, Quetta, Pishin, Kech, Panjgur, Gwadar, dan Turbat," kata badan tersebut.
Untuk mencegah terjadinya korban jiwa, warga Pakistan diimbau untuk menghindari bangunan yang nyaris ambruk dan tidak berkendara atau berjalan kaki di pinggir sungai.
Negara tetangga Pakistan, Afghanistan, juga melaporkan hujan deras yang menyebabkan banjir di sejumlah daerah dalam sepekan terakhir.
Setidaknya 70 orang tewas dan 56 lainnya terluka akibat bencana itu, menurut otoritas penanganan bencana Afganistan.
Menurut kantor berita Bakhtar, yang mengutip pemerintah setempat, 2.627 rumah rusak dan lebih dari 600 ekor ternak mati diterjang banjir.
Dinas pengamatan cuaca Afghanistan memperkirakan hujan masih akan berlangsung hingga Minggu (21/4). (Antara)