Harga Energi di Pasar Global Sulit Turun, Erick Thohir Arahkan BUMN untuk Beli Dollar Secara Optimal dan Terukur

Jum'at, 19 April 2024 | 17:28 WIB
Harga Energi di Pasar Global Sulit Turun, Erick Thohir Arahkan BUMN untuk Beli Dollar Secara Optimal dan Terukur
Menteri BUMN, Erick Thohir. (Dok. Kementerian BUMN)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tingkat inflasi di Amerika Serikat yang sulit turun, salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi. Situasi perang saat ini membuat harga energy global sulit turun. Akibatnya, Bank Sentral di seluruh dunia akan merespons dengan menunda kemungkinan pemangkasan suku bunga acuan.

Akibatnya terjadi capital outflows dari negara berkembang dan membuat kenaikan imbal hasil obligasi, kenaikan suku bunga pasar dana (funding market) dan akhirnya kredit. Saat ini, imbal hasil Obligasi Negara sudah di 6,98%.

Erick menyebut, BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar, seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, diminta melakukan pembelian dollar dengan tepat guna, bijaksana dan sesuai prioritas  dalam memenuhi kebutuhannya.

"Arahan saya kepada BUMN adalah untuk mengoptimalkan pembelian dollar. Artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan, bukan memborong. Intinya adalah jangan sampai berlebihan, kita harus bijaksana dalam menyikapi kenaikan dollar saat ini," ungkap Erick.

Baca Juga: Dirut BRI Tanggapi Permintaan Menteri BUMN: Kita Siapkan Skenario Hadapi Kondisi Geopolitik Global

Ia menambahkan, hal ini juga sejalan dengan apa yang disampaikan oleh  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, dalam mengantisipasi dampak lanjutan dari gejolak geopolitik dan ekonomi global, dimana pemerintah telah memiliki instrumen dalam bentuk devisa hasil ekspor yang ingin ditempatkan di dalam negeri. Selain itu, pemerintah menginginkan impor konsumtif dapat ditahan dulu dalam situasi saat ini.

"Untuk itu, pengendalian belanja dan import BUMN harus dengan prioritas dan sesuai dengan kebutuhan yang paling mendesak," imbuhnya.

Hal ini berlaku utamanya  untuk BUMN yang memiliki eksposur impor dan memiliki utang dalam denominasi US Dollar. Erick mengingatkan agar para direksi BUMN  lebih awas dan tidak membeli dollar secara berlebihan dan menumpuk.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI