Suara.com - Viral jalanan rusak di Desa Jeruk Porot, Kecamatan Torjun, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Tiimur menjadi bahan sindiri oleh anak-anak muda ke pemda setempat.
Mengajukan protes dengan membentangkan spanduk, anak muda ini menggunakan kata-kata yang nyelekit untuk Pemda yang tak segera turun tangan.
"Aksi Warga Jeruk Porot, Kecamatan Torjun, Kabupten Sampang," tulis caption video dikutip dari Instagram, @infosampang, Jumat (19/4/2024).
Tampak akses jalan desa yang memang menjadi jalan utama rusak parah hingga berlubang. Bahkan kendaraan yang melintas harus berhati-hati mengingat kedalaman lubang yang bisa jadi merusak ban.
Baca Juga:
Sesama Eks Ajudan Sambo, Beda Nasib Bharada E dan Ricky Rizal Bak Bumi Langit
Pendidikan Mentereng Garren Lumoindong, Anak Pendeta Gilbert yang Diduga Paksa Jemaat Kirim Uang
Para pemuda pun membuat sindiran di atas spanduk seperti 'Alun-Alun kita elit, tapi akses jalan kita sulit!'. Selanjutnya 'Kita kuat meski kita bukan pejabat'.
Bahkan ada yang menyindir dengan slogan merek deterjen yang mengingatkan para pejabat tak hanya berpura untuk menunjukkan kebaikannya apalagi mendekat Pemilu.
"Kata DAIA Berani Kotor Itu Baik, tapi Pura-pura Baik Itu Kotor," tulis sindiran.
Aksi para pemuda di Desa Jeruk Porot tersebut mendapat reaksi dari netizen di media sosial. Harapannya dengan aksi yang ramai mendapat sorotan ini Pemdes terutama bisa segera bertindak.
"Penyampaian aspirasinya berkelas," tulis salah satu netizen.
"Itu kades mana tuh," tanya salah satu netizen.
"Mulai dari sekolah SMP sampai punya anak 2 jalan ini belum ada perkembangan. Apalagi di daerah kotem ke utara sampe Kodak, parah..rosaak" kata netizen lain.
Bahkan ada yang menyangkutpautkan dengan dana desa yang seharusnya bisa mengcover secara penuh kondisi jalan yang rusak tersebut. Mengingat penganggaran Dana Desa di tahun 2024 ini cukup besar dibanding tahun lalu.
"Dana desa perlu dipertanyakan itu," ungkap salah satu netizen.
Protes warga terhadap fasilitas daerah termasuk di desa-desa ini memang kerap ditemui. Meski begitu tak jarang alasan besar menjadi dalih pemdes untuk melakukan pembenahan. Di sisi lain justru Kepala Desa sendiri yang pintar menggunakan dana yang mereka terima untuk digunakan secara pribadi.
Meski menjadi rumor, dana desa memang sudah jadi rahasia umum digunakan untuk kepentingan pribadi atau dikorupsi untuk sebagian kelompok di salah satu desa tersebut.