Mengapa Nilai Investasi Apple di Vietnam Lebih Besar Dibanding Indonesia?

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 18 April 2024 | 14:33 WIB
Mengapa Nilai Investasi Apple di Vietnam Lebih Besar Dibanding Indonesia?
Presiden Joko Widodo (kanan) dengan CEO Apple, Tim Cook berjabat tangan saat menggelar pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (17/4/2024). [Handout / PRESIDEN PALACE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Publik di platform media sosial tengah heboh membicarkan perihal nilai investasi Apple di Indonesia dan Vietnam. Seperti diketahui bahwa Apple menyatakan komitmennya untuk investasi di Indonesia sebesar Rp1,6 triliun.

Nilai investasi ini disampaikan oleh Menkominfo, Budi Arie Setiadi di Jakarta pada Rabu (17/8). Budi bilang nilai Rp1,6 triliun itu untuk menyedikan Apple Developer Academy.

"Nilai investasi Rp1,2 triliun untuk tiga akademi. Kalau ditambah satu lagi di Bali, bisa menjadi Rp1,6 triliun," ucap Budi.

Baca juga:

Baca Juga: Pertimbangkan Bangun Pabrik di RI, Apple Digoda Guyuran Insentif dari Luhut

  • Tim Cook Bangga dengan Kemajuan Tiga Apple Developer Academy di Indonesia Termasuk Batam

Untuk informasi, Apple Developer Academy merupakan program yang dikhusukan untuk mereka yang berminat di dunia coding dan digital. Program ini dirancang Apple untuk meningkatkan seseorang jadi lebih profesional di dunia digital.

Program Apple Developer Academy pertama kali diluncurkan di Brail, lalu berkembang ke sejumlah negara seperti di Korsel, Arab Saudi, Amerika Serikat dan Italia.

CEO Apple Tim Cook saat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana Negara sempat menyinggung soal peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), utamanya menghadapi era digital saat ini.

Nah yang kemudian jadi sorotan publik ialah nilai investasi yang diberikan Apple kepada Indonesia dengan negara tetangga Vietnam ternyata memiliki perbandingan cukup besar.

Sebelum datang bertemu dengan Jokowi di Istana Negara, Tim Cook seperti dikutip dari Reuters juga menyatakan komitmennya untuk menanam investasi di Vietnam.

Baca Juga: Apa Urgensi Bisnisnya CEO Apple Tim Cook Bertemu Menhan Prabowo?

Baca juga:

Di Vietnam, Apple berani mengucurkan nilai investasi sebesar 15,84 miliar dollar AS atau setara Rp256,93 triliun-- dengan nilai kurs rupiah kepada dollar sebesar Rp16.220.

Angka ini sebenarnya turun jika dibandingkan dengan nilai invetasi Apple ke Vietnam pada 2019. Dikutip dari laporan Verdict, pada 2019, Vietnam mendapat kucuran nilai investasi dari Apple sebesar 16 miliar dollar As.

Lantas mengapa Apple lebih berani mengucurkan nilai investasi lebih besar di Vietnam dibanding di Indonesia?

Perihal rencana Apple menanam investasi di Vietnam sudah menarik perhatian publik di sana sejak Oktober 2022. Salah satu media Vietnam, Vietnam Breafing mengulas soal negara mereka yang dianggap Apple sebagai pasar potensial.

Menurut media tersebut, keputusan Apple untuk melakukan invetasi di Vietnam juga sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketergantungan kepada Cina.

CEO Apple Tim Cook menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Jakarta,  Rabu (17/4/2024). [Dok. biro humas kominfo]
CEO Apple Tim Cook menemui Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Jakarta, Rabu (17/4/2024). [Dok. biro humas kominfo]

Saat ini, lebih dari 90 persen perangkat Apple, mulai dari iPhone, iPad dan MacBook diproduksi di Cina. Kondisi ini menurut sejumlah ahli ekonomi akan membawa dampak besar ke Apple di kemudian hari.

"Ketergantungan Apple kepada Cina akan membawa potensi besar, utamanya saat perang dagang AS-Cina tidak menunjukkan tanda-tanda mereda," ulas media Vietnam.

Analisis dari JP Morgan memprediksi bahwa 95 persen produk Apple yang dibuat di Cina terus mengalami penurunan dan di 2025 akan menyusut tinggal 75 persen saja.

Pihak JP Morgan memperkirakan bahwa Vietnam dan India yang jadi dua negara untuk rantai produksi Apple akan mendapat keuntungan besar di kondisi tersebut.

Analisi JP Morgan menyebut bahwa besar kemungkinan bahwa pihak Apple berenanca akan merelokasi 20 persen produksi iPad, 5 persen MacBook, 20 persen Apple Watch dan 65 persen Air Pods akan di produksi di Vietnam pada 2025.

Tak hanya itu, Apple juga dikabarkan telah memindahkan 11 pabrik perusahaan mereka di Taiwan ke Vietnam. Kondisi ini rupanya juga diikuti sejumlah perusahaan internasional lain.

Sejak Apple berencana menanam investasi besar di Vietnam, perusahaan internasional seperti Foxconn, Luxshare, Pegatron, dan Wistron telah meluaskan produksi mereka ke Vietnam.

Foxconn sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa manufaktur elektronik terbesar di dunia bahkan telah menyewa lahan seluas 50,5 hektar untuk membangun pabrik baru. Perusahaan asal Taiwan itu telah menjalin kerjasama dengan Bac Giang Industrial Park Joint Stock Company (SBG) pada Agustus 2022.

Vietnam dianggap Apple sebagai salah satu negara di kawasan Asia Tenggara yang cukup stabil secara politik dan ekonomi. Vietnam disebut sebagai negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi pesar dan terbesar ketiga di ASEAN.

Menurut data dari Moody’s Analytics, PDB Vietnam tumbuh pesat pada 2022 bisa mencapai 8,5 persen, angka ini tertinggi di kawasan Asia Tenggara.

Terkait kestabilan kondisi dalam negeri Vietnam misalnya bisa dilihat dari upah minimum pekerja di sana yang dari 2020 hingga 2021 tetap stabil di angka 132 hingga 190 dollar AS per bulan, tergantung wilayahnya.

Selain soal menjadi negara di kawasan Asean dengan angka PDB yang terus melesat tajam, Vietnam dianggap memiliki letak geografis yang menguntungkan.

"Vietnam juga memiliki perjanjian perdagangan besar bebas dengan negara-negara Asia Timur seperti Cina dan Jepang, yang menjadi dua negara rantai pasokan produksi Apple," ulas media Vietnam.

Lalu Vietnam juga tercatat memiliki Status Most Favored Nation (MFN) pihak Amerika Serikat, sehingga status ini dapat menyederhanakan proses perdagangan kedua negara.

Jika menilik soal angkatan kerja yang menjadi penting bagi Apple untuk memproduksi di Vietnam, negara ini juga memiliki peningkatan angkatan kerja cukup tinggi.

Pada 2020, tingkat partisipasi angkatan kerja Vietnam mencapai 74,4 persen atau lebih tinggi 60,5 peersen secara global dan 67,2 persen lebih tinggi di kawasan Asia Tenggara dan pasifik.

Terkait kondisi angkatan kerja di Vietnam, Badan Kerjasama Internasional Jepang atau JICA menyebut bahwa meski ada dampak dari pandemi, kondisi angkatan kerja di Vietnam akan tetap stabil dalam jangka waktu pendek dan menengah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI