Pengamat Sebut Biaya Hidup di Jakarta Tinggi, Bikin Pemudik Ogah Boyong Keluarga ke Ibu Kota Usai Lebaran

Dwi Bowo Raharjo Suara.Com
Kamis, 18 April 2024 | 09:24 WIB
Pengamat Sebut Biaya Hidup di Jakarta Tinggi, Bikin Pemudik Ogah Boyong Keluarga ke Ibu Kota Usai Lebaran
Ilustrasi pemudik kembali ke Jakarta. [Suara.com/Angga Budhiyanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Yayat Supriatna mengatakan kebanyakan pemudik kekinian tidak mau membawa keluarganya ke Ibu Kota usai lebaran 2024. Salah satu faktornya karena biaya hidup yang tinggi di Jakarta.

"Banyak pemudik sekarang tidak mau membawa keluarga lagi ke Jakarta karena mereka sendiri sudah tertekan dengan biaya hidup, makin lama makin mahal," kata Yayat di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Yayat menjelaskan, untuk biaya makan di Jakarta saja bisa menghabiskan Rp3 juta per bulan. Bahkan, hal itu belum mencukupi segala kebutuhan lainnya.

Terlebih, gaji para pekerja di Jakarta yang rata-rata sekitar Rp 4 jutaan sehingga akan memilih hidup di kos atau kontrakan murah.

"Apalagi yang masih bujangan dari kampung itu satu indekos atau kontrakan bisa lima orang untuk menghemat biaya," ujarnya.

Selain itu, Yayat juga menganggap banyaknya warga yang memiliki KTP Jakarta, namun tidak tinggal di Ibu Kota karena biaya hidup tinggi.

Kendati demikian, terdapat juga faktor lainnya yang mendukung warga masih bisa untuk bekerja di Jakarta meski sudah tidak tinggal menetap yakni adanya kemudahan transportasi.

"Mereka masih bisa menggunakan sepeda motor, KRL hingga bus daripada mereka tinggal di Jakarta," ujarnya.

Dengan demikian, dia menilai biaya hidup memang berpengaruh pada naik turunnya jumlah pendatang yang masuk ke Jakarta.

Baca Juga: Lebaran 2024: Motoris Pertamina Layani Pemudik dan Galon BBM di Jalur Contraflow

Namun hal itu tidak mengurangi kepadatan aktivitas warga untuk tetap mencari pekerjaan di Ibu Kota.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI