Video ceramah Garren sendiri menimbulkan pro dan kontra. Tak sedikit yang menyoroti waktu yang telah ditentukan dengan secara spontan tersebut.
"Lha naburnya ke rekening siapa?, tujuannya nabur ini buat apa?. Apakah untuk bayar hutangnya Garren?, kok ada batas jamnya?" sebut salah satu netizen.
"Agak miris ngelihat oknum Hamba Tuhan yang jadiin gereja dan jemaatnya sebagai lahan bisnis keluarga. Kayaknya semua gereja perlu diaudit keuangan deh," curiga salah satu netizen.
"Ini mungkin cuma satu dari sekian banyak oknum pendeta yang terus ngomongin uang...uang...uang. Kalau mau lihat oknum pendeta yang lebih gila main ke Instagramnya pastermamon, semoga enggak terkejut," kata lainnya.
"Sebenarnya tinggal keyakinan diri mau ikut melakukan atau enggak. Kalau dirasa enggak sesuai tinggalin aja," saran lainnya.
Gaya Garren membawa ceramah soal perpuluhan mengingatkan netizen terhadap sosok penceraham Ustad Yusuf Mansur. Justru ada yang menyamakan gaya keduanya dalam melakukan sedekah.
Terlepas dari pro dan kontra terhadap aksi 'menabur' yang disampaikan Garren Lumoindong, bersedekah atau perpuluhan memang harus muncul dari diri pribadi seseorang. Keikhlasan jadi salah satu unsur yang harus dibawa jika memang ingin melaksanakan ibadah tersebut.