Unicef: Setiap 10 Menit, Satu Anak Terbunuh di Gaza

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 16 April 2024 | 20:40 WIB
Unicef: Setiap 10 Menit, Satu Anak Terbunuh di Gaza
Anak-anak di Gaza rayakan Idulfitri dengan pilu. (YT BBC Indonesia)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Operasi militer yang dilakukan Israel di Kawasan Gaza membuat korban terus berjatuhan. Tak hanya orang dewasa, bayi dan anak-anak menjadi korban yang paling banyak dalam konflik bersenjata tersebut.

Seorang pejabat United Nations Children's Fund (Unicef), yang merupakan organisasi sayap PBB, bahkan menggambarkan kengerian yang dialami anak-anak di Gaza tiap harinya.

"Dari cedera parah akibat serangan udara, hingga trauma karena terjebak dalam bentrokan kekerasan, kisah-kisah mereka memberikan gambaran mengerikan tentang dampak konflik terhadap kemanusiaan," kata Spesialis Komunikasi UNICEF Tess Ingram dalam konferensi pers yang digelar di Markas PBB, Jenewa, Swiss, Selasa (16/4/2024).

Ingram sendiri baru kembali dari Gaza pada Senin (15/4/2024) setelah selama dua minggu berada di kawasan konflik bersenjata antara Israel dan Hamas. Ia mengemukakan, lebih dari 12 ribu anak terluka di Gaza sejak serangan Israel 7 Oktober 2023.

Baca Juga: Serangan Iran Tak Buat Israel Kapok Ganggu Palestina, Mer-C Indonesia: Korban Masih Terus Berjatuhan

Mengutip Alarabiya, Ingram sendiri tak yakin bahwa angka tersebut merupakan jumlah pasti. Sebab, Ingram memperkirakan jumlah tersebut terlalu sedikit dari angka riil korban serangan Israel di Gaza.

Dikatakannya, sedikitnya ada 70 anak yang terluka di Gaza dan dibiarkan tanpa pertolongan medis.

Ingram mengemukakan, saat ini kebutuhan yang paling mendesak yakni membantu evakuasi medis untuk memfasilitasi korban agar mendapat perawatan yang tepat.

Warga Palestina yang terluka dan dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia menerima perawatan di Rumah Sakit Al-Nasser di Kota Khan Yunis, Selatan Palestina, Senin (20/11/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga Palestina yang terluka dan dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia menerima perawatan di Rumah Sakit Al-Nasser di Kota Khan Yunis, Selatan Palestina, Senin (20/11/2023). [Suara.com/Alfian Winanto]

Gencatan Senjata

"Dengan satu anak terbunuh atau terluka setiap 10 menit, kita memerlukan gencatan senjata,” kata Ingram.

Baca Juga: Tiga Putra dan Empat Cucu Pemimpin Hamas Tewas Dibom Israel saat Rayakan Idul Fitri

Lebih lanjut, ia mengemukakan kengerian lainnya di bawah pendudukan Tentara Israel di Gaza.

"Bayangkan digeledah, dibiarkan telanjang dan diinterogasi selama berjam-jam. Anda kemudian diberitahu aman dan boleh pergi. Saat Anda segera berjalan pergi sambil berdoa, kemudian Anda tertembak."

"Ayah Anda terbunuh dan peluru menembus panggul hingga menyebabkan luka dalam dan luar serius yang memerlukan operasi," katanya.

Sebagai informasi, Kementerian Kesehatan Gaza mengemukakan, hingga saat ini, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 33.797 warga Palestina dan melukai 76.465 orang lainnya.

"Gencatan senjata yang langgeng menjadi satu-satunya cara untuk menghentikan pembunuhan dan pencacatan terhadap anak-anak," kata Ingram.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI