Kronologi Perseteruan Rocky Gerung Dan Hotman Paris, Dari Cincin ke Otak

Selasa, 16 April 2024 | 13:54 WIB
Kronologi Perseteruan Rocky Gerung Dan Hotman Paris, Dari Cincin ke Otak
Pengamat Sosial Rocky Gerung. [Suara.com/Faqih]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Rocky Gerung dan Hotman Paris saling lempar komentar menjelang putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa Pilpres 2024.

Rocky Gerung dan Hotman Paris saling memberikan komentar pedas terkait sengketa pilpres tersebut.

Tapi tidak hanya itu, keduanya juga saling sindir pribadi masing-masing gara-gara Rocky Gerung menyindir soal cincin Hotman Paris.

Sindiran Rocky Gerung ini disampaikan lewat YouTubenya.

Baca Juga: Tim Hukum Ganjar-Mahfud Serahkan Berkas Kesimpulan Sidang Sengketa Pilpres 2024 ke MK, Begini Isinya

"Saya juga dapat banyak kiriman, seperti mau diadu, pendapat bukan mengutip Undang-Undang, kita mau tau pendapat mengenai Undang-Undang," kata Rocky Gerung.

Ia pun berharap diberi ruang forum khusus untuk debat dengan pengacara kondang tersebut.

"Salam aja buat Pak Hotman. Debat itu harusnya dibuat di forum, bukan di TikTok," ujarnya.

Ia pun enggan memberi balasan kepada Hotman Paris dan membandingkan cincin yang dipakai Hotman Paris dengan pendapat.

"Kenapa saya gak komentari, saya merasa cincin beliau lebih berkilau dari otaknya," kata Rocky.

Baca Juga: Megawati Kirim Amicus Curiae ke MK, Ada Tulisan Tangannya

"Jadi kita gagal fokus ke cincinnya ketimbang argumennya," tambahnya.

Menurut Rocky, masyarakat jadi fokus ke cincin karena lebih menarik.

"Orang fokusnya apa, gak nyari fokus dalam pikiran beliau karena cincin beliau lebih menarik perhatian," kata Rocky Gerung.

Terkait ini Hotman Paris pun tak tinggal diam.

"Kau menuduh berlian saya lebih tajam dari otak saya. Yang benar berlian saya lebih tajam dari otak kamu. Bahkan otak saya lebih tajam dari otak kamu," kata Hotman Paris lewat video di akun Instagramnya.

Ia pun mengatajan bahwa perkara hukum tak bisa dikaitkan dengan sosiologi.

"Kau tau gak bahwa salah satu tuduhan 03 bahwa Jokowi melakukan nepotisme melanggar hukum dengan membeli suara rakyat menggunakan bansos. Itu kan perlu pembuktian hukum, perlu pembuktian hukum acara, tidak bisa dengan sosiologi harus dengan bukti, saksi, fakta," jelas Hotman Paris.

"Bagaimana bisa psikolog membuktikan adanya perbuatan melanggar hukum tentang jual beli suara," ujarnya lagi.

Menurut Hotman disitulah kelemahan Rocky Gerung karena turut campur yang bukan bidangnya.

"Di situlah kelemahan kau yang utama, mencampuri yang bukan bidangmu, kamu hanya tahu ilmu filsafat yah , ini bukan bidang kamu," kata Hotman Paris.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI