Suara.com - Analis Politik yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai datangnya Plt Ketua Umum DPP PPP M Mardiono ke acara halal bihalal yang digelar Partai Golkar wajar jika disebut kode ingin gabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
Adi menyampaikan, mengapa hal itu bisa dianggap wajar lantaran PPP dikenal mempunyai haluan atau Mazhab pro dengan pemerintah.
"PPP dari dulu mazhabnya rekonsilaisi dan pro pemerintah. Pilpres 2014 misalnya, PPP yang saat itu kalah dukung Prabowo tak lama setelah itu menjadi bagian koalisi pemerintah Jokowi," kata Adi saat dihubungi, Selasa (16/4/2024).
Untuk itu, kata dia, bukan hal yang akan mengherankan setelah elite PPP datang ke acara Golkar sebagai kode keras gabung pemerintahan Prabowo-Gibran jika jadi dilantik pada Oktober mendatang.
"Tak heran kalau kemudian jika plt PPP dan sekjendnya datang ke acara Golkar dinilai kode keras PPP masuk koalisi Prabowo-Gibran dengan catatan diajak. Kalau tak diajak tak mungkin bisa masuk," ungkapnya.
Lebih lanjut, Adi menyampaikan kode PPP ingin gabung ke pemerintahan juga ditambah oleh pernyataan Sandiaga Uno yang sudah mengakui kemenangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
"Bahkan beberapa waktu lalu, Sandi mengakui hasil pilpres 2024 yang memenangkan paslon 02. PPP memang fleksibel dalam politiknya. Sekalipun kalah potensial bagian dari pemenang," pungkasnya.
Undangan
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga mengundang mantan rekan sekoalisinya, Plt Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono, yang kini berbeda pilihan dalam Pilpres 2024.
Baca Juga: Partai Demokrat Absen di Acara Golkar, Airlangga: AHY dari Singapura, Ngejar tapi Tidak Keburu
Sebelumnya, Golkar bersama PPP dan PAN pernah berada dalam satu koalisi di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Namun dalam perjalannya, masing-masing partai politik berpencar dengan pilihan politik masing-masing.