Kabinet Perang Israel Berdebat Tentang Bagaimana Merespons Serangan Iran

Selasa, 16 April 2024 | 10:53 WIB
Kabinet Perang Israel Berdebat Tentang Bagaimana Merespons Serangan Iran
Demonstran mengibarkan bendera Iran dan bendera Palestina saat mereka berkumpul setelah Iran melancarkan serangan drone dan rudal ke Israel di Lapangan Palestina di Teheran, Iran, Minggu (14/4/2024). [ATTA KENARE / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perdebatan sengit terjadi di kabinet perang Israel tentang kapan dan bagaimana cara akan merespos serangan Iran pada minggu lalu.

Meskipun kabinet perang tetap kukuh ingin menanggapi serangan Iran namun para anggotanya memperdebatkan waktu dan ruang lingkup respons tersebut.

Tak hanya respons militer, kabinet perang juga mempertimbangkan opsi diplomatik untuk mengisolasi Iran lebih jauh di panggung dunia.

Seorang anggota kunci dari kabinet perang, Benny Ganzt mendorong respons cepat terkait serangan Iran tersebut.

Baca Juga: Duh! Harga Pangan Bisa Naik Imbas Serangan Iran ke Israel

Sedangkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sejauh ini mengerem mengambil keputusan.

Ganzt, meyakini semakin lama Israel menunda responsnya terhadap serangan Iran, maka akan semakin sulit menggalang dukungan internasional untuk melakukan serangan semacam itu.

Saat ini beberapa negara memperingatkan Israel agar tak meningkatkan situasi lebih lanjut dengan respons militer.

Pemerintah Israel menyadari negaranya saat ini tengah mendulang banyak dukungan internasional dan niat baik dari para sekutunya. Namun Israel juga memahami tidak bisa membiarkan serangan pertama Iran ke tanah Israel dibiarkan tanpa jawaban.

Namun diantara pilihan tindakan militer yang dipertimbangkan, kabinet perang masih mengkaji serangan terhadap fasilitas Iran sebagai bentuk 'pesan,' tetapi akan menghindari jatuhnya korban.

Baca Juga: Iran Serang Israel, Harga Minyak dunia Justru Turun

Namun para pejabat Israel menyadari hal semacam itu akan sulit dilakukan dan perdebatan masih berlanjut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI