Suara.com - Tiga putra pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina pada Rabu (10/4/2024) saat sedang merayakan Idul Fitri bersama keluarga mereka di Kamp Pengungsi Al Shati.
Militer Israel sendiri sudah mengonfirmasi serangan tersebut dan menuding tiga putra Haniyeh itu sebagai anggota sayap militer Hamas, demikian dilansir dari Reuters.
Hazem, Amir dan Mohammad, tiga putra Haniyeh itu, tewas ketika mobil yang mereka tumpangi dibom Israel. Ayah mereka kini bermukim di Qatar dan menjadi pemimpin lobi-lobi Hamas.
Selain tiga orang putra, empat orang cucu Haniyeh - tiga perempuan dan satu lelaki - juga tewas dalam pengemboman tersebut. Militer Israel enggan berkomentar soal tewasnya anak-anak dalam pengeboman tersebut.
Baca Juga: Bantuan untuk Gaza Berhasil Dikirim via Udara Berkat Kolaborasi Prabowo dan Raja Abdullah II
"Darah anak-anak saya sama saja dengan darah rakyat kita," kata Haniyeh dalam pidatonya Rabu. Ia diketahui memiliki 13 orang putra.
Tiga putra Haniyeh itu, bersama anak-anak mereka, sedang berkunjung ke kediaman keluarga di Kamp Al Shati dalam rangka merayakan Idul Fitri saat mobil mereka dibom.
Sebelumnya pada Selasa Hamas mengatakan akan mempelajari usulan gencatan senjata dari Israel, setelah perang berkecamuk selama sekitar 6 bulan sejak Oktober tahun lalu.
Haniyeh menegaskan pihaknya tidak akan menerima proposal Israel tersebut karena tidak sesuai dengan kepentingan Palestina di Gaza.
"Permintaan kami jelas dan spesifik. Musuh kami bermimpi jika mengira kami akan berubah dengan membunuh putra-putra saya di tengah perundingan," ujar Haniyeh.
Baca Juga: Dunia Bangkit Bersama, Ramai-ramai Seret Israel Ke Mahkamah Internasional Terkait Genosida Di Gaza
Adapun kematian tiga putra Haniyeh itu juga diakui oleh Abdel-Salam Haniyeh, putra sulung Haniyeh.
"Alhamdulillah, Allah mengizinkan tiga saudara saya Hazem, Amir dan Mohammad bersama anak-anak mereka menjadi syuhada," tulis Abdel di Facebook.