Sejarah Masjid Istiqlal yang Tampung 250 Ribu Umat Muslim Salat Idul Fitri 2024

Galih Prasetyo Suara.Com
Rabu, 10 April 2024 | 08:10 WIB
Sejarah Masjid Istiqlal yang Tampung 250 Ribu Umat Muslim Salat Idul Fitri 2024
Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat [suara.com/Eva Aulia]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Masjid Istiqlal Jakarta pada hari ini, Rabu 10 April 2024 menyelenggarakan salat Idul Fitri 2024. Sebelumnya, Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar mengatakan pihaknya telah mempersiapkan tempat untuk menampung umat sebanyak 250 ribu orang.

"Pengalaman yang lalu itu kalau dimaksimumkan (Masjid) Istiqlal ini bisa menampung sekitar 250 ribu jamaah," katanya dikutip dari Antara.

Nasaruddin menjelaskan kapasitas tersebut dapat ditambah lagi dengan memanfaatkan lapangan yang terdapat di lingkungan Masjid Istiqlal.

Baca juga:

Baca Juga: Ratusan Anak-anak Hingga Ibu-ibu Ramaikan Pawar Obor di Masjid Istiqlal

Ia menyatakan pihaknya telah siap dalam menyelenggarakan rangkaian peribadatan Idul Fitri 1445 Hijriah, yang tentu menyesuaikan dengan keputusan sidang isbat yang akan dilaksanakan pada malam ini.

Adapun untuk kantong parkir, ia menyebut pihaknya telah mempersiapkan sejumlah kantong parkir, seperti parkir khusus tamu VVIP dan VIP, dan parkir jamaah dengan kapasitas mencapai 1.000 mobil.

Warga memakan Takjil saat berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Warga memakan Takjil saat berbuka puasa di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa (12/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Selain itu, Nasaruddin juga menyebut pihaknya telah berkoordinasi dengan sejumlah kantor di sekitar Masjid Istiqlal jika diperlukan kantong parkir tambahan

"Kantor-kantor yang memiliki ruang parkir di sini, ya (seperti) Pertamina. (Untuk) bus, kita sudah mengantisipasi di sekitar monas, jadi nanti antar jemput. Jadi kalau saja diikuti peraturan-peraturan besok yang ditetapkan oleh pihak kepolisian, insya Allah diharapkan bisa lancar," ujarnya.

Adapun terkait petugas Shalat Idul Fitri, Nasaruddin mengatakan Shalat Idul Fitri akan dipimpin oleh Imam Harian Masjid Istiqlal, Ahmad Husni Ismail dan Rais Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr KH Abdul A'la Basyir selaku khatib dengan tema "Memperkuat kebersamaan dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa".

Sejarah Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal berlokasi di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat dibangun pada 1961. Peletakan batu pertama pembangunan masjid ini pada 24 Agustus 1961.

Baca Juga: Pawai Obor Sambut Idul Fitri di Masjid Istiqlal

Pembangunan masjid ini tak lepas dari jasa Presiden Soekarno. Namun usulan pertama pembangunan masjid ini disampaikan oleh Menteri Agama Pertama Indonesia, Wahid Hasyim, ayah dari presiden Abdurrahman Wahid.

Dari usulan itu kemudian dibentuk Yayasan Masjid Istiqlal yang diketuai oleh Anwar Tjokroaminoto, anak tokoh Bangsa, H.O.S. Cokroaminoto. Anwar kemudian mengusulkan rencana ini ke Presiden Soekarno yang menyambutnya dengan baik.

Baca juga:

Di awal, sejumlah usulan disampaikan terkait lokasi pembangunan masjid. Wakil Presiden Moh Hatta sempat mengusulkan agar lokasi Masjid Istiqlal dekat dengan pemukiman penduduk di Jalan Thamrin, di sebidang tanah di mana Hotel Indonesia berdiri saat ini.

Umat Islam melaksanakan ibadah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]
Umat Islam melaksanakan ibadah Salat Tarawih di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (11/3/2024). [Suara.com/Alfian Winanto]

Namun, usul itu ditolak oleh Soekarno. Saat itu Soekarno beranggapan bahwa masjid harus dibangun di dekat Istana Merdeka. Hal ini sesuai dengan tradisi Jawa bahwa Kraton dan Masjid Agung harus terletak di sekitar alun-alun, yang artinya harus dekat dengan Lapangan Merdeka.

Soekarno juga berikan usulan agar Masjid Istiqlal dibangun dekat dengan Gereja Katedral Jakarta dan Gereja Immanuel, sebagai simbol kerukunan dan toleransi beragama di Indonesia.

Pada akhirnya diputuskan masjid nasional akan dibangun di area Taman Wijaya Kusuma-- sebelumnya bernama Taman Wilhelmina, di depan Gereja Katedral Jakarta. Untuk memberi jalan bagi masjid, Benteng Prins Frederick yang dibangun pada 1837 dihancurkan.

Proyek masjid ini kemudian diarsiteki oleh Friedrich Silaban, anak dari pendeta Lutheran yang berasal dari Huria Kristen Batak Protestan. Desain masjid ini mengusungkan tema "Ketuhanan".

Masjid Istiqlal dalam bahasa Arab memiliki arti "Merdeka", yang melambangkan kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia. Pembangunan masjid Istiqlal merupakan wujud atau sebagai ungkapan syukur bahwa bangsa Indonesia dapat bebas dari penjajah.

Masjid Istiqlal mampu menampung sebanyak 200.000 orang jamaah yang terdiri dari, ruang salat utama dan balkon serta sayap yang memuat 61.000 orang. Ruang pada bangunan pendahuluan memuat 8.000 orang.

Lalu, ruang teras terbuka di lantai 2 memuat 50.000 orang dan semua koridor dan tempat lainnya memuat 81.000 orang

Diameter kubah bangunan utama masjid 45 meter melambangkan tahun kemerdekaan 1945. Lima lantai pada bangunan masjid melambangkan lima rukun Islam dan Pancasila, sedangkan 12 pilar utama penyangga kubah melambangka tanggal kelahiran Nabi Muhammad SAW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI