Suara.com - Menjelang hari raya Idul Fitri, komika Babe Cabita meninggal dunia di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Selasa (9/4/2024). Babe Cabita meninggal diduga karena mengidap anemia aplastik. Lantas apa itu anemia aplastik?
Anemia Aplastik adalah penyakit langka. Menurut laman data pusat hematologi, anemia aplastik adalah sebuah kondisi serius yang terjadi ketika sel darah tidak cukup diproduksi di dalam tubuh.
Pengidap anemia aplastic ini akan mengalami lelah dan dapat meningkatkan risiko perdarahan dan infeksi yang tidak terkontrol.
Penyakit ini bisa menyerang orang-orang dari berbagai usia. Tetapi paling sering terjadi pada mereka yang berusia antara 10 hingga 20 tahun atau 60 hingga 65 tahun.
Baca Juga: Profil dan Biodata Babe Cabita, Komedian yang Meninggal Dunia Usai Berjuang Melawan Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah penyakit yang bisa muncul secara perlahan dan memburuk setelah beberapa waktu. Gejalanya pun bisa ringan sampai berat.
Perawatan untuk anemia aplastik bisa dilakukan dengan obat-obatan, transfusi darah, dan transplantasi sumsum tulang yang juga disebut sebagai transplantasi sel induk.
Penyebab Anemia Aplastik
Penyebab umum dari penyakit ini adalah sistem kekebalan tubuh yang menyerang dan merusak sel induk di sumsum tulang. Hal ini menyebabkan sel punca yang rusak ini tidak mampu memproduksi sel darah dengan baik dan menyebabkan sumsum tulang menjadi kosong (aplastik) atau mengandung sel darah yang tidak mencukupi (hipoplastik).
Sedangkan faktor lain yang bisa jadi penyebabnya antara lain :
Baca Juga: Lawakan Terakhir Babe Cabita Sebelum Meninggal, Bikin Ngakak! Bukber Bareng Cristiano Ronaldo
· Paparan bahan kimia beracun
· Efek samping obat-obatan
· Kemoterapi
· Kehamilan
· Infeksi Virus
· Gangguan Autoimun
· Penyakit Langka
Gejala Anemia aplastik tidak terlihat jelas bahkan bisa saja seseorang tidak merasakan gejala apapun. Namun demikian seseorang bisa saja mengalami gejala seperti kelelahan, sesak napas, pusing, sakit kepala
Selain itu juga detak jantung cepat dan tidak teratur, kulit pucat atau ruam kulit, infeksi yang sering atau menetap, demam memar yang tidak dapat dijelaskan, mimisan, gusi berdarah atau pendarahan berlebihan dari luka kecil.