Suara.com - Sengketa Pilpres 2024 saat ini masih bergulir di Mahkamah Konstitusi. Perkara ini tentu menyita perhatian banyak pihak lantaran isu kecurangan pemilu berkembang sangat masif.
Salah satu yang turut resah adalah Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarnoputri, yang sampai menuliskan opininya di laman berbayar Kompas. Dilihat di unggahan akun X @zanatul_91, opini Megawati tampak diunggah pada Senin (8/4/2024).
“Kenegarawanan Hakim Mahkamah Konstitusi,” tulis sang Ketua Umum PDI Perjuangan, dikutip pada Selasa (9/4/2024). “Ketukan palu hakim MK akan menjadi pertanda antara memilih kegelapan demokrasi atau menjadi fajar keadilan.”
Bagi warganet, momen Megawati sampai “turun gunung” menyuarakan keresahannya terhadap politik adalah bukti bahwa Indonesia sedang tidak dalam keadaan baik-baik saja.
Baca Juga: Megawati Tulis Opini di Media Online: Bahas MK, Tanda Indonesia Tidak Baik-baik Saja?
Namun menariknya, bukan hanya Megawati yang pernah menggunakan media online sebagai wadah keresahannya. Sebab sebulan sebelumnya, tepatnya pada 5 Maret 2024, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas ternyata juga pernah mengunggah opini dengan topik yang sama.
“Rekonsiliasi dan Rekognisi Pascapilpres,” seperti itulah tajuk dari opini yang dituliskan Yaqut. “Pemilu bukanlah lonceng kematian bagi yang kalah dan euforia berlebihan bagi yang diunggulkan.”
Tampaknya Megawati dan Menag Yaqut mengambil sudut pandang yang berbeda dalam menanggapi kisruh hasil Pilpres 2024, sehingga membuat kedua tokoh Nasional ini dibanding-bandingkan, termasuk dari segi riwayat pendidikannya. Seperti apa?
Riwayat Pendidikan Megawati Soekarnoputri
Pemahaman Megawati akan politik dan demokrasi tampaknya tak perlu diragukan lagi jika mengingat perjuangannya di era orde baru.
Baca Juga: Analisa Politisi PDIP Perlu Tidaknya Pertemuan Prabowo-Megawati: Bu Mega Punya Perhitungan Cermat
Politisi kelahiran 23 Januari 1947 itu diriwayatkan menempuh pendidikan di lembaga yang sama sejak SD sampai SMA. Megawati diketahui bersekolah di SD Perguruan Cikini Jakarta (1954-1959), SLTP Perguruan Cikini Jakarta (1960-1962), dan SLTA Perguruan Cikini Jakarta (1963-1965).
Sesudahnya Megawati melanjutkan studi ke jenjang sarjana, yakni dengan masuk di Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Bandung (1965-1967) dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Jakarta (1970-1972). Sayangnya tidak ada pendidikan tinggi yang diselesaikannya dan disebut-sebut terkait dengan kondisi politik kala itu.
Walau demikian, gelar akademik Megawati tak bisa dipandang sebelah mata, sebab memiliki 12 gelar doktor dan profesor kehormatan (honoris causa) dari berbagai universitas.
Untuk gelar profesor kehormatan Megawati diperoleh dari Universitas Pertahanan (Unhan) Bogor di bidang Ilmu Kepemimpinan Strategik pada 11 Juni 2021 serta dari Seoul Institute of the Arts (SIA) Korea Selatan di bidang Ilmu Kebijakan Seni dan Ekonomi Kreatif pada 11 Mei 2022.
Riwayat Pendidikan Yaqut Cholil Qoumas
Seperti Megawati, Gus Yaqut ternyata juga diriwayatkan tidak menyelesaikan pendidikan tingginya di salah satu kampus terkemuka Tanah Air.
Menteri Agama yang menjabat sejak 23 Desember 2020 ini diketahui bersekolah di SD Negeri Kutoharjo (1981-1987), kemudian dilanjutkan ke SMP Negeri II Rembang (1987-1990) dan SMA Negeri II Rembang (1990-1993).
Gus Yaqut dikabarkan sempat berkuliah di Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia, tetapi tidak selesai. Meski begitu karier politik Gus Yaqut tergolong sangat baik, seperti pernah menjadi Anggota DPRD Kabupaten Rembang (2004-2005), Wakil Bupati Rembang (2005-2010), Anggota DPR RI dari Jawa Tengah X (2019-2020), dan kekinian menjadi Menteri Agama.