Lebaran Duluan, MUI Sebut Ajaran Jemaah Aolia Menyimpang: Tak Sesuai Syariat Islam!

Senin, 08 April 2024 | 15:58 WIB
Lebaran Duluan, MUI Sebut Ajaran Jemaah Aolia Menyimpang: Tak Sesuai Syariat Islam!
Lebaran Duluan, MUI Sebut Ajaran Jemaah Aolia Menyimpang: Tak Sesuai Syariat Islam! [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi, menilai jika Jamaah Aolia yang melaksanakan salat Idul Fitri 5 hari lebih awal dari yang ditetapkan oleh pemerintah yakni pada Jumat, 5 April 2024 kemarin, tidak dikatagorikan sebagai aliran sesat. 

Namun, menurutnya, apa yang dilakukan Jamaah Aolia tersebut dianggap telah menyimpang. 

Awalnya ia mewanti-wanti masyarakat agar umat Islam untuk selektif dalam memilih guru agama. Hal tersebut penting karena masalah agama adalah masalah yang sangat fundamental. 

Baca Juga:

Asal Usul Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Laksanakan Salat Idul Fitri Lebih Awal

7 Fakta Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini, Kok Bisa?

"Misalnya, Jemaah Aolia di Gunung Kidul, DI Jogjakarta yang telah menggelar Salat Idul Fitri, Jumat (5/4/2024) dan mengawali puasa, Kamis (7/3/2024), hal tersebut menunjukkan kekeliruan yang sangat nyata. Meskipun ajaran Jemaah Aolia tidak dikatagorikan sebagai aliran sesat tetapi ajaran tersebut menyelisihi pendapat ulama mayoritas (mainstream) yang memiliki otoritas keilmuan dan keulamaan, sehingga ajaran tersebut bisa disebut menyimpang," kata Zainut, Senin (8/4/2024).

Sejumlah jamaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri di Kompleks rumah sesepuh Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Kamis (20/4/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]
Sejumlah jamaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri di Kompleks rumah sesepuh Jamaah Aolia, Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo, Kapanewon Panggang, Gunungkidul, Kamis (20/4/2023). [Kontributor Suarajogja.id/ Julianto]

Menurutnya, ketetapan pemimpin Jamaah Aolia dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal tidak menggunakan dalil atau dasar hukum yang bisa dipertanggung jawabkan. 

"Kepercayaan yang dipegang oleh pemimpin jemaah Aolia tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam," ungkapnya. 

Baca Juga: Profil Mbah Benu, Pemimpin Jemaah Aolia Gunung Kidul yang Ngaku Ditelepon Allah

Kendati begitu, ia mengaku setuju bila Jemaah Aolia tak perlu diolok-olok. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena ketidaktahuan. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI