Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Zainut Tauhid Sa'adi, menilai jika Jamaah Aolia yang melaksanakan salat Idul Fitri 5 hari lebih awal dari yang ditetapkan oleh pemerintah yakni pada Jumat, 5 April 2024 kemarin, tidak dikatagorikan sebagai aliran sesat.
Namun, menurutnya, apa yang dilakukan Jamaah Aolia tersebut dianggap telah menyimpang.
Awalnya ia mewanti-wanti masyarakat agar umat Islam untuk selektif dalam memilih guru agama. Hal tersebut penting karena masalah agama adalah masalah yang sangat fundamental.
Baca Juga:
Baca Juga: Profil Mbah Benu, Pemimpin Jemaah Aolia Gunung Kidul yang Ngaku Ditelepon Allah
Asal Usul Jemaah Aolia di Gunungkidul yang Laksanakan Salat Idul Fitri Lebih Awal
7 Fakta Jemaah Aolia Gunungkidul Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini, Kok Bisa?
"Misalnya, Jemaah Aolia di Gunung Kidul, DI Jogjakarta yang telah menggelar Salat Idul Fitri, Jumat (5/4/2024) dan mengawali puasa, Kamis (7/3/2024), hal tersebut menunjukkan kekeliruan yang sangat nyata. Meskipun ajaran Jemaah Aolia tidak dikatagorikan sebagai aliran sesat tetapi ajaran tersebut menyelisihi pendapat ulama mayoritas (mainstream) yang memiliki otoritas keilmuan dan keulamaan, sehingga ajaran tersebut bisa disebut menyimpang," kata Zainut, Senin (8/4/2024).
Menurutnya, ketetapan pemimpin Jamaah Aolia dalam menentukan awal Ramadhan dan awal Syawal tidak menggunakan dalil atau dasar hukum yang bisa dipertanggung jawabkan.
"Kepercayaan yang dipegang oleh pemimpin jemaah Aolia tersebut tidak sesuai dengan syariat Islam," ungkapnya.
Baca Juga: Klarifikasi Mba Benu soal Ucapannya 'Telepon Gusti Allah'
Kendati begitu, ia mengaku setuju bila Jemaah Aolia tak perlu diolok-olok. Menurutnya, hal itu bisa terjadi karena ketidaktahuan.
Baca Juga:
Menurutnya, sudah menjadi tugas MUI dan ormas Islam lainnya untuk mengingatkan dan memberikan pemahaman ajaran agama yang benar.
"Beragama itu harus berdasarkan sunah, tidak boleh hanya berdasarkan hawa nafsu atau selera pribadi pemimpinnya yang tidak memiliki otoritas ilmu agama," pungkasnya.
Duluan Lebaran
Sebelumnya, jemaah Aolia melaksanakan salat Idulfitri pada Jumat, 5 April 2024 lalu. Perayaan Idulfitri versi jemaah Aolia lebih awal dari yang ditetapkan oleh pemerintah.
Ternyata jemaah Aolia memiliki pemahaman berbeda dari pemerintah soal penetapan sholat Id. Momen jemaah Aolia lebaran lebih awal nyatanya bukan kali pertama terjadi.
Pada 2023 lalu, jemaah Aolia yang beralamat di Panggang III, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul juga menggelar Salat Idulitri pada Kamis (20/4/2023) yang berarti 2 hari lebih cepat dari jadwal Salat Id yang ditetapkan pemerintah pada Sabtu (22/4/2023).
Asal usul Jemaah Aolia diungkap oleh putra ketiga pengasuh jemaah Aolia yakni Musa Asigbillah.
Dia menjelaskan alasan jemaah Aolia melaksanakan Salat Idul Fitri lebih awal dan seperti apa Aolia yang diasuh oleh ayahnya.
Musa mengatakan jemaah Aolia dipimpin langsung oleh Kiai Haji Raden Ibnu Hajar Sholeh Pranowo atau lebih dikenal dengan nama Mbah Benu. Setelah itu Mbah Benu oleh jemaahnya disebut Mursyid atau guru.