Suara.com - Pernyataan Sandra Dewi soal harta yang bisa diambil sewaktu-waktu kembali jadi sorotan. Hal itu diungkit lagi setelah mobil mewah Rolls-Royce termasuk Mini Cooper milik suaminya, Harvey Moeis disita oleh Kejaksaan Agung (Kejagung).
Melansir Instagram @lambegosiip, Selasa (2/4/2024), Kejagung tampak mengamankan satu buah mobil mewah milik Harvey Moeis. Selain itu Kejagung juga dikabarkan menyita Rp76 miliar dari rumah Harvey saat melakukan penggeledahan.
"Kejaksaan Agung menyita dua mobil mewah, yakni Rolls-Royce dan Mini Cooper dari kediaman Harvey Moeis suami dari Sandra Dewi," tulis caption.
Momen Kejagung yang menyita mobil mewah tersebut langsung banjir komentar netizen. Tak sedikit yang kembali mengingatkan perkataan Sandra Dewi yang sempat mengatakan kalau ada peran Tuhan di setiap yang sedang dilakukan, termasuk uang.
Baca Juga:
Momen Mikhael Moeis, Anak Sandra Dewi Tak Mau Masuk Sekolah Gara-gara MINI Cooper
Calvin Verdonk Jalani Dinaturalisasi, Pemain Liga Champions Batal Diproses?
"Sesuai perkataan Mbak Sandra Dewi, 'kalau Tuhan mau ambil ya kita bisa apa' akhirny terkabul ya," ujar salah satu netizen.
Sekedar mengingatkan beberapa wawancara lama Sandra Dewi kembali menjadi sorotan yang mengaitkan dengan kekayaan suaminya. Tak jarang Sandra dianggap wanita beruntung mendapatkan Harvey yang tajir melintir.
Meski begitu, Sandra Dewi membatasi interaksi dengan pengikutnya termasuk membatasi komentar di sejumlah media sosialnya.
Perjalanan hidup Sandra Dewi memang nyaris tak ada kendala. Menikah pada 2016, Sandra Dewi tak pernah terbentur masalah keluarga.
Harvey Moeis yang diketahui seorang pengusaha dianggap tepat menikahi aktris sekelas Sandra Dewi. Meski begitu, ujian rumah tangga tak melulu soal hati, bahkan harta menjadi persoalan yang saat ini dialami Sandra dan Harvey.
Terlepas dari itu, Harvey Moeis kini masih ditahan di Rutan Salemba. Harvey ditetapkan sebagai tersangka karena ikut berkontribusi terhadap penambangan ilegal yang dilakukan PT Timah.
Di sisi lain, Harvey Moeis juga terlibat dalam peleburan timah yang ia lakukan setelah kerjasamanya dengan penambangan ilegal.