"Hukum dalam masyarakat tidak lagi aman, negara hukum akan merosot menjadi negara kekuasaan dan mirip dengan wilayah kekuasaan mafia," jelasnya.
Maria Franz Ferdinand Graf von Magnis atau Romo Magnis lahir di Eckersdorf, Jerman pada 26 Mei 1936. Ia bukan sosok sembarangan di kehidupan politik negara ini.
![[Sesawi/AFP]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2017/08/10/53312-romo-magnis-dan-gus-dur.jpg)
Romo Magnis merupakan salah satu tokoh bangsa yang telah berperan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia tercatat juga pernah menyarankan Abdurrahman Wahid alias Gus Dur untuk mundur sebagai Presiden pada 2001.
Dikutip dari NU Online, empat pekan sebelum Gus Dur mundur sebagai presiden pada 23 Juli 2001, Romo Magnis bersama sejumlah tokoh datang ke Istana Negara dan bertemu Gus Dur.
Menurut putri Gus Dur, Yenny Wahid saat itu Romo Magnis ingin menyampaikan saran soal kondisi politik. Romo Magnis kata Yenny menyarankan agar Gus Dur lebih mundur sebagai presiden dibanding harus diturunkan.
Mendengar aspirasi tersebut, Yenny mewanti-wanti mungkin Gus Dur bakal marah. Tetapi Yenny tetap mempersilakan Romo Magnis dan kawan-kawan untuk menyampaikan langsung saran tersebut kepada Gus Dur.
Romo Magnis kemudian menyampaikan hal itu kepada Gus Dur. Reaksi Gus Dur ternyata tidak marah. Gus Dur malah dengan tenang menjelaskan kepada kawan-kawannya yang aktif di Forum Demokrasi mengapa dirinya tidak mau melakukan pengunduran diri.
Intinya, apa yang dia lakukan benar. Justru DPR dan MPR-lah yang inkonstitusional. Gus Dur juga sempat berikan kelakar soal saran ia mundur sebagai Presiden.
“Saya disuruh mundur? Maju saja masih dituntun?” kata Gus Dur.