Gudang Amunisi Meledak Bukan Kali Pertama Terjadi, Pengamat Militer: Penting Adanya Evaluasi Standar Keamanan

Minggu, 31 Maret 2024 | 18:37 WIB
Gudang Amunisi Meledak Bukan Kali Pertama Terjadi, Pengamat Militer: Penting Adanya Evaluasi Standar Keamanan
Tangkapan Layar Penampakan Ledakan di Gudang Amunisi Armed, Gunung Putri, Bogor [Twitter]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE), Anton Aliabbas menanggapi soal ledakan yang terjadi di Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya, Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor pada Sabtu (30/3/2024).

Anton mengatakan, perlu adanya evaluasi soal standar keselamatan dalam penanganan gudang amunisi terutama yang kadaluwarsa dan hendak dimusnahkan.

Baca Juga:

Harvey Moeis Dibui Gegara Korup Rp270 T, Sandra Dewi Pernah Dapat Pesan Ini dari Ahok

Baca Juga: Gudang yang Meledak Bukan Milik Yon Armed, Begini Klarifikasi Pangdam Jaya

Anak Rugikan Negara Rp271 Triliun, Ibu Harvey Moeis Buru-buru Lakukan Ini di Sosmed

Berjibaku 10 Jam Padamkan Api di Gudang Amunisi Kodam Jaya, Pemadam Kebakaran Sempat Alami Ketakutan

Sebabnya, peristiwa meledaknya gudang tempat penyimpanan amunisi sekaligus bahan peledak sudah sering terjadi dalam 10 tahun terakhir.

“Baik TNI maupun Polri memang telah ada aturan baku perihal penanganan munisi dan bahan peledak. Akan tetapi, mengingat beberapa insiden terakhir melibatkan bahan peledak kadaluwarsa maka sudah sepatutnya ada peninjauan aturan yang komprehensif,” kata Anton dalam keterangannya, Minggu (31/3/2024).

Peneliti Senior Imparsial Anton Aliabbas. [Antara]
Peneliti Senior Imparsial Anton Aliabbas. [Antara]

Kepala CIDE ini menyebut, pihak TNI-Polri juga harus belajar dari peristiwa-peristiwa sebelumnya.

Baca Juga: Gudang Peluru Terbakar, Panglima TNI Ungkap Dugaan Awal Penyebabnya

Sehingga ke depannya, Panglima TNI, bersama kepala staf bisa meninjau ulang lokasi penyimpanan amunisi dan bahan peledak.

“Sebaiknya gudang penyimpanan munisi terletak jauh dari pemukiman masyarakat, guna menghindari adanya dampak yang lebih serius dari insiden serupa,” jelasnya.

Anton juga mendorong Panglima TNI untuk melakukan investigasi agar mengetahui penyebab meledaknya gudang amunisi kadaluwarsa.

Menurutnya, penyelidikan jangan hanya tentang pada mekanisme penjagaan di lapangan namun sampai ketingkat Pangdam.

“Sekalipun tidak menimbulkan korban jiwa, pertanggungjawaban pimpinan dalam satuan tetap dibutuhkan. Hal ini dikarenakan terkait dengan penyediaan rasa aman di masyarakat,” jelasnya.

Sedikitnya, ada tiga kali insiden ledakan yang terjadi pada gudang amunisi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Rentetan ledakan gudang amunisi diantaranya pernah terjadi di Markas Komando Pasukan Katak (Kopaska), di Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 5 Maret 2014 silam.

“Insiden ini melukai 87 orang dan 1 meninggal dunia,” ungkapnya.

Peristiwa serupa juga pernah menimpa gudang bahan peledak milik Brimob, di Semarang, Jawa Tengah pada 14 September 2019.

“Insiden ini melukai 1 orang,” katanya.

Terakhir gudang amunisi yang meledak milik Detasemen Gegana, Satuan Brimob Polda Jatim, Surabaya, Jawa Timur, meledak pada 4 Maret 2024.

“Ledakan disebutkan berasal dari mortir yang akan didisposal,” ucapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI