Suara.com - Kementerian Agama (Kemenag) tahun ini mengembangkan aplikasi berbasis digital yang berfokus pada jemaah haji. Langkah tersebut dilakukan setelah berkaca pada pengalaman tahun sebelumnya.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa keberadaan aplikasi tersebut bisa mencari jemaah haji yang tersesat.
"Kasus jemaah haji yang tersesat sebagian besar, jemaah haji lansia. Linjam yang paling repot mencari jemaah lansia. Di Kemenag sedang dikembangkan platform digital sehingga bisa mencari jemaah yang tersesat dengan cepat," katanya.
Gus Men, sapaaan Yaqut Cholil Qoumas, mengungkapkan Kemenag menggandeng pakar teknologi informasi yang bermukim di Singapura, Ainun Nadjib.
Baca Juga: Kemenag: 26.351 Jemaah Cadangan Berpotensi Isi Kuota Haji Tahun Ini
Dengan aplikasi tersebut diharapkan kerja petugas haji dalam mencari jemaah yang hilang bisa lebih gampang.
Tak hanya itu, Gus Men mengemukakan bahwa pengembangan aplikasi tersebut akan berbasis pada jemaah.
"Karena aplikasi ini berbasis jemaah, berbeda dengan yang sekarang yang berbasis pada petugas," katanya.
Selain mencari jemaah yang hilang, pembuatan aplikasi haji berbasis jemaah tersebut juga bisa mendapat gambaran yang terjadi pada jemaah. Seperti persoalan konsumsi.
Gus Men juga menyebut mengenai persoalan yang terjadi di Muzdalifah pada musim haji tahun lalu.
"Kita masih ingat kejadian Muzdalifah, (dengan aplikasi) itu bisa diantisipasi dengan cepat," ujarnya.