Keluhan Kuli Panggul Pasar Tanah Abang, Rezeki Makin Seret Imbas Gempuran Toko Online: Kalau Sekarang Mah Susah

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:01 WIB
Keluhan Kuli Panggul Pasar Tanah Abang, Rezeki Makin Seret Imbas Gempuran Toko Online: Kalau Sekarang Mah Susah
Keluhan Kuli Panggul Pasar Tanah Abang, Rezeki Makin Seret Imbas Gempuran Toko Online: Kalau Sekarang Mah Susah. (Suara.com/M Iqbal)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tak salah jika Pasar Tanah Abang  disebut-sebut sebagai pusat perbelajaan terbesar di Asia Tenggara, lantaran ribuan orang menggantungkan nasibnya di pasar yang letaknya di pusat Ibu Kota Jakarta itu. 

Selain banyak pedagang yang menjajakan pakaian hingga makanan, keberadaan kuli angkut barang kerap bisa ditemui di Pasar  Tanah Abang. Salah satunya adalah Jaemuri yang mengaku sudah 10 tahun lebih bekerja sebagai kuli di Pasar Tanah Abang. 

"Lama juga sih, pokoknya 10 tahun lebih lah," ujar Jaemuri saat ditemui Suara.com di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Kamis (28/3/2024).

Penampkan kuli angkut barang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/M Iqbal)
Penampkan kuli angkut barang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/M Iqbal)

Saat ditanyai soal pendapatannya, Jaemuri mengaku jumlah pendapatannya itu tidak menentu. Bahkan, dirinya mengaku dalam sehari tidak bisa mendapat uang hingga 50 ribu rupiah.

Baca Juga: Mulai Dipadati Pengunjung Pencari Busana Muslim, Jam Berapa Pasar Tanah Abang Tutup di Bulan Ramadhan?

"Haduh, kalo masalah pendapatan mah gak pasti gak nentu, pokoknya gak pasti aja, enggak sampe Rp50 ribu, paling kalo lagi rame (bisa) ya," kata dia.

Jaemuri mengaku pendapatannya itu kian menurun akibat adanya toko online. Menurutnya para pembeli lebih memilih untuk membeli baju di toko online ketimbang membelinya langsung seperti ke Pasar Tanah Abang ini.

Penampkan kuli angkut barang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/M Iqbal)
Penampkan kuli angkut barang di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. (Suara.com/M Iqbal)

"Kalau sekarang mah susah, kebanyakan yang online belanjanya kan, ada si ada yang beli langsung, cuma gak kayak dulu kan, pokoknya biasa-biasa aja lah ya begini-begini aja lah," jelasnya.

Pendapatannya yang hanya puluhan ribu itu tidak sebanding dengan berat pekerjaannya. Ia mesti membawa 2-3 karung bal pakaian diatas lori yang digunakannya.

Demi mengais rezeki sebagai kuli panggul, Jaemuri mesti bertarung dengan kemacetan di kawasan Tanah Abang setap harinya. Belum lagi cuaca panas khas Kota Jakarta yang sangat menyengat, hal itu dilakukannya demi anak istri yang menunggunya di rumah. (Muhamad Iqbal Fathurahman).

Baca Juga: Miris! Harga Beras Naik, Nasib Kuli Panggul Tak Berubah: Upah Rp 25 Perak per Karung

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI