Sempat Disekap, Ini Kronologi Lengkap Wanita Diperkosa Kader PSI Norman Lianto

Rabu, 27 Maret 2024 | 22:21 WIB
Sempat Disekap, Ini Kronologi Lengkap Wanita Diperkosa Kader PSI Norman Lianto
Ilustrasi pemerkosaan. [Istimewa]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wanita berinisial W, buzzer dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi korban pemerkosaan yang dilakukan oleh Ketua DPD PSI Jakarta Barat, Norman Lianto.

W bercerita awalnya mendapatkan informasi soal adanya lowongan kerja jadi buzzer untuk membela PSI.

Ia tertarik dengan lowongan tersebut lantaran memang sedang membutuhkan pekerjaan. Selain itu, PSI dianggap sebagai partai yang mewakili anak muda. Akhirnya, W pun bergabung menjadi buzzer dari PSI.

“Saya membutuhkan pekerjaan karena dari PSI sedang membuka untuk anggota dan relawan baru. Jadi saya tertarik di sana, apalagi branding PSI sebagai portai anak muda,” kata W di kawasab Jakarta, Rabu (27/3/2024).

Baca Juga: Korban Pemerkosaan 10 Orang di Lampung Jadi Narsum Podcast, Uya Kuya Panen Kritik

Namun harapan W tidak sebanding dengan kenyataan. Dirinya yang ingin mencari nafkah untuk menghidupi dirinya, malah menjadi korban kekerasan seksual oleh Norman.

Norman sendiri merupakan orang yang meminta W untuk datang ke DPD PSI Jakarta Barat di Green Garden, Kebon Jeruk.

W kemudian meminta pemanggilan dijadwalkan ulang. Pasalnya saat itu waktu sudah malam hari. Namun Norman tetap meminta W untuk datang saat itu juga.

“Pelaku terus menerus menelpon saya memaksa saya untuk datang dengan alasan pekerjaan tuntutan profesional sebagai buzzer, saya akhirnya datang malam-malam,” ungkapnya.

Setelahnya, W resmi bergabung menjadi buzzer PSI. Ia ingat betul, mulai bergabung dengan PSI pada tanggal 4 Desember 2023.

Baca Juga: Biadab! Ucapan Keji Pelaku Pemerkosa Siswi SMP di Lampung: Mati Tinggal Buang

Namun sehari setelahnya, W diminta Norman untuk menemaninya memasang spanduk dan baliho kampanye bersama kader PSI lainnya. Namun W menolak untuk ikut memasang spanduk.

Perintah yang ditolak tidak mebuat Norman marah. Namun, dia memberikan perintah lain dengan membeli makanan di dekat mini market sekitar Kebon Jeruk.

“Pas sampai sana, saya dijemput sama pelaku bukan balik ke DPD untuk urusan pekerjaan saya malah dibawa kabur ke rumahnya. Rumahnya Norman Jalan Jeruk Bali 1,” katanya.

Sesampainya di rumah, Norman langsung mengurung W di dalam sebuah kamar dan mengunci pintu rumah dari dalam.

Norman terus menjalankan aksi bejatnya meski W telah meronta menolak keinginan mesumnya.

Tangisnya pun pecah ketika mengingat saat Norman mulai menggarap tubuhnya. Emosinya terus naik mengingat setiap adegan demi adegan yang diperbuat Norman terhadap dirinya.

“Aku gak mau, aku gak mau tolong lepasin aku, aku gak mau,” katan sembari berlinang air mata.

Setelah peristiwa tersebut, W pun disekap oleh Norman di dalam kamar. Keesokan paginya, W baru dilepaskan.

Norman pun sempat mengiming-imingi W dengan sejumlah uang dan jabatan, asalkan tidak membocorkan hal tersebut.

Norman juga sempat mengancam W agar tidak menceritakan hal tersebut kepada siapapun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI