Suara.com - Harvey Moeis, suami artis Sandra Dewi, ditetapkan Kejaksaan Agung RI sebagai tersangka baru dalam kasus korupsi tata niaga komoditas timah wilayah izin Usaha Pertambangan PT Timah Tbk.
ditetapkan sebagai tersangka korupsi dan ditahan Kejaksaan Agung RI di Rutan Salemba, Rabu (27/3/2024).
Pantauan Suara.com di Kejagung RI, Rabu malam pukul 21.48 WIB, Harvey Moeis digiring keluar dengan sudah mengenakan rompi tahanan berwarna merah muda.
Harvey Moies langsung dibawa petugas Kejagung RI ke dalam mobil tahanan.
Baca Juga: LIVE: Kejagung Tetapkan Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis Tersangka Kasus Korupsi Timah
Sebelumnya, Kejaksaan Agung RI telah menetapkan Helena Lim, crazy rich Pantai Indah Kapuk (PIK), sebagai tersangka dalam kasus yang sama.
Dalam keterangannya, Harvey Moeis Cs melakukan korupsi IUP PT Timah Tbk pada periode 2015-2022.
Dirdik Jampidsus Kejaksaan Agung, Kuntadi menyebut Helena Lim ditetapkan tersangka selaku Manajer PT QSE. Penetapan tersangka dilakukan usai yang bersangkutan selesai diperiksa.
"Berdasarkan alat bukti yang telah ditemukan dan setelah dilakukan pemeriksaan secara intensif penyidik menyimpulkan telah cukup alat bukti untuk menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka," kata Kuntadi di Kantor Kejaksaan Agung, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (26/3/2024).
Sebelum menetapkan Helena Lim jadi tersangka, Kejagung RI menggeledah sejumlah lokasi terkait kasus ini. Salah satunya rumah milik Helena Lim di Jakarta.
Baca Juga: BREAKING NEWS! Suami Artis Ternama Dikabarkan Bakal Jadi Tersangka Korupsi Malam Ini
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Ketut Sumedana menyebut penggeledahan berlangsung selama tiga hari sejak Rabu, 6 Maret hingga Jumat, 8 Maret 2024. Selain rumah Helena Lim lokasi yang digeledah di yakni kantor PT QSE dan PT SD.
"Serangkaian penggeledahan tersebut terkait dengan dugaan tindak pidana korupsi dalam tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022," kata Ketut kepada wartawan, Kamis (14/3).
Dari penggeledahan tersebut, kata Ketut, tim penyidik Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus atau Jampidsus berhasil menyita sejumlah barang bukti elektronik dan dokumen. Selain itu juga menyita uang tunai senilai Rp10 miliar dan SGD 2 juta atau setara Rp23,4 miliar.
"Uang tunai sebesar Rp10 miliar dan SGD 2 juta yang diduga kuat berhubungan atau merupakan hasil tindak kejahatan," katanya.
Ketut tidak menjelaskan lebih detail dari lokasi penggeledahan mana bukti-bukti tersebut di sita. Dia hanya menjelaskan bahwa penggeledahan tersebut dilakukan menindaklanjuti keterangan hasil pemeriksaan tersangka.
"Kegiatan penggeledahan dan penyitaan dilakukan oleh tim penyidik untuk menindaklanjuti kesesuaian hasil dari pemeriksaan/keterangan para tersangka dan saksi mengenai aliran dana yang diduga berasal dari beberapa perusahaan yang terkait dengan kegiatan tata niaga timah ilegal," jelasnya.
Untuk diketahui, dalam perkara ini Kejaksaan Agung RI telah lebih dahulu menetapkan 14 orang tersangka. Dua di antaranya merupakan mantan Direktur Utama PT Timah, Riza Pahlevi dan mantan Direktur Keuangan PT Timah, Emil Ermindra.
Kejaksaan Agung RI hingga kekinian masih menghitung nilai kerugian negara akibat korupsi ini. Namun berdasar hasil penghitungan ahli lingkungan dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Bambang Hero Sahardjo menilai negara menelan kerugian Rp271 triliun akibat dampak lingkungan yang timbul.