Suara.com - Keputusan Partai Demokrat bergabung ke koalisi pengusung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 tampaknya masih membuat sejumlah pihak tidak terima.
Di media sosial X beredar narasi mengenai sikap Partai Demokrat yang meninggalkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) begitu saja di Pilpres 2014.
Awalnya ada seorang netizen yang menanggapi cuitan Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Demokrat Rachland Nashidik di X.
Rachlad saat itu menulis bantahan tudingan terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhyono (AHY) yang dianggap berambisi menjadi cawapres.
Baca Juga: Anies Dianggap Kirim Kode Ingin Jadi Gubernur DKI, PSI: Orang Jakarta Gak Butuh Dia
Lalu ada seorang netizen menanggapi dengan membahas mengenai sikap Partai Demokrat terhadap PKS di Pilpres 2009 lalu.
"Betul, ngga punya pilihan saat tiba-tiba Boediono yg jadi cawapresnya SBY, sebelumnya udah fix Hidayat Nurwahid. Lupa? PKS udah apal gerak-gerik kelen," tulis akun @_EriManday_.
Cuitan akun tersebut tidak ditanggapi oleh Rachland Nashidik. Lalu netizen lain menanggapi cuitan tersebut dengan narasi yang kurang lebih serupa.
"Udah kayak sebar undangan, pas ke KUA bawa cewe lain. Gue gak akan pernah lupa sakitnya saat HNW sudah menunggu di KPU dan SBY ternyata menggandeng Budiono," kata akun @dapitnih.
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief langsung memberikan komentar dengan mengatkan cuitan akun @dapitnih adalah hoaks.
Baca Juga: Girangnya Andi Arief Lihat Nasib PDIP di Pemilu 2024: Ga Ada Lagi Partai Sombong
"Bulan puasa, mohon ampun sama alloh. Udah nyebar hoax," ujar Andi Arief. Sebagai bukti Andi Arief lalu menyertakan link berita sejumlah media mengenai kesepatakan PKS mendukung SBY sebagai capres di Pilpres 2009 lalu.
Senada dengan Andi Arief, mantan Stafsus SBY, Heru Lelono juga mengatakan bahwa narasi yang ditulis akun @dapitnih adalah bohong. Heru mengaku menjadi saksi proses PKS mendukung SBY sebagai capres.
"Hoax konyol. Saya saksinya. Di sebuah hotel di Surabaya jam 1 pagi, tandatangan bersama antara PKS dengan saya untuk dukung SBY Presiden 2004. Saya yang antar pak SBY ke kantor PKS. Saya yang temani pak SBY ketemu HNW bersama FH dan Zulkiflimansyah. Th 2009, jauh hari SBY sudah memilih pak Budiono," ujar Heru.