Kemaluan Disetrum, Telinga Dipotong: Teroris Moskow 'Setengah Mati' di Penjara

M Nurhadi Suara.Com
Rabu, 27 Maret 2024 | 14:39 WIB
Kemaluan Disetrum, Telinga Dipotong: Teroris Moskow 'Setengah Mati' di Penjara
Pasukan keamanan berjaga di dekat Crocus City Hall, Krasnogorsk, Rusia, menyusul serangan kelompok bersenjata ke gedung tersebut, Jumat (22/3/2024) waktu setempat. (ANTARA/Anadolu/pri.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Keempat tersangka teroris yang terlibat dalam penyerangan yang menyebabkan 137 orang meninggal dunia di Gedung Konser Balai Kota Crocus, Moskow kabarnya mengalami interogasi yang mengerikan di Rusia.

Dalam gambar yang menampilkan seorang pria yang diidentifikasi sebagai Shamsuddin Fariddun, terlihat kabel terpasang di daerah selangkangannya dan mulutnya berbusa karena kesakitan.

Tersangka teroris lainnya, Rachabalizoda, terlihat dalam potongan video yang mengerikan di mana tentara Rusia memotong telinganya.

Para tersangka terlihat berdarah dan terluka di pengadilan, yakni Saidakrami Murodalii Rachabalizoda, Dalerdjon Barotovich Mirzoyev, Muhammadsobir Fayzov, dan Shamsidin Fariduni.

Baca Juga: Akui Keaslian Video, Delapan Prajurit TNI Ditahan Terkait Kasus Penyiksaan Anggota OPM di Papua

Mereka mengaku sebagai bagian dari kelompok ISIS Khorasan dan bertanggung jawab atas pembantaian yang terjadi dalam serangan di Balai Kota Crocus, pinggiran Moskow, pada Jumat malam sebelumnya.

Keempat terduga teroris tersebut ditangkap setelah melakukan serangan teroris yang paling mematikan di Rusia dalam dua dekade terakhir.

Meski demikian, hingga bahwa sebuah cabang ISIS yang kejam bertanggung jawab atas serangan di Balai Kota Crocus yang mematikan pada Jumat malam, yang menyebabkan 137 orang tewas dan hampir 200 lainnya luka-luka, belum bisa diverifikasi. 

Dikutip dari CNN, setelah serangan teroris dilaksanakan, pasukan keamanan Rusia bereaksi cepat memburu para pelaku.

Ada rekaman mengerikan lain yang menunjukkan para tersangka teroris mengalami penyiksaan fisik, di mana salah satu foto menunjukkan seorang pria yang disiksa dengan kabel listrik di daerah selangkangannya hingga mulutnya berbusa.

Baca Juga: Akui Anggotanya Siksa Tawanan Kelompok OPM, Mabes TNI Sebut Pelaku Lebih dari Satu

Salah satu tersangka yang ditangkap, yang diidentifikasi sebagai Shamsuddin Fariddun, menjadi korban penyiksaan listrik, yang terlihat dalam gambar yang tersebar di media sosial, di mana dia terbaring di lantai gym dengan celana terlipat ke bawah.

Kabel-kabel yang terlihat menempel pada area selangkangannya tampaknya digunakan untuk memberikan sengatan listrik.

Kabel tersebut kemungkinan berasal dari telepon lapangan militer TA-57 yang mampu menghasilkan tegangan hingga 80 volt.

Sebuah saluran pesan telegram yang terhubung dengan pasukan Wagner di Rusia mengungkapkan bahwa gambar tersebut menunjukkan sebuah metode interogasi yang umum digunakan dengan menggunakan telepon lapangan militer TA-57, yang sering disebut sebagai 'Tapik'.

Penjelasan yang lebih lanjut menyebutkan bahwa dengan memutar kumparan aliran listrikyang  dilepaskan melalui kabel hingga mencapai 80 volt, yang kemudian dihubungkan ke tahanan melalui jari, telinga, atau area sensitif lainnya.

Metode itu kabarnya sering digunakan oleh Wagner untuk menyingkirkan pengkhianat dalam sebuah kelompok yang dipimpin oleh mantan kroni Putin Yevgeny Prigozhin adalah dengan menggunakan palu godam, yang videonya telah dirilis sebelumnya.

Kelompok hak asasi manusia gulagu.net, yang telah memperhatikan situasi di penjara-penjara Rusia selama lebih dari 10 tahun, mengatakan bahwa mereka secara konsisten telah mengungkapkan kekejaman dan sifat sistemik dari sistem penjara di Rusia.

Aiden Aslin (30), mantan anggota marinir Ukraina yang mengaku pernah dipenjara di Rusia, mengatakan bahwa perlakuan mengerikan seperti yang dialami para tersangka teroris di Moskow adalah hal yang umum dialami oleh tahanan di Rusia.

Dia menulis di platform X setelah menyaksikan video penyiksaan para tersangka bahwa itu bukanlah kasus terpencil dan sering terjadi di Rusia.

Aslin, dalam wawancara dengan The Sun pada hari Minggu, mengungkapkan bagaimana dia juga mengalami perlakuan kasar, seperti dipukuli, ditusuk, dan dipaksa mendengarkan musik Soviet secara terus-menerus selama dia ditahan di sel kecil oleh pasukan Rusia selama lima bulan.

Pengadilan distrik Basmanny di Moskow menuntut empat tersangka dengan tuduhan terorisme terkait serangan tersebut, yang mereka sebut sebagai Dalerdzhon Mirzoyev, Saidakrami Rachabalizoda, Shamsidin Fariduni, dan Muhammadsobir Fayzov.

Meski demikian, hingga kini belum ada keterangan resmi maupun bukti yang menunjukkan dugaan dari penyiksaan tersebut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI