Korban menceritakan, kejadian bermula dari informasi lowongan di media sosial untuk menjadi relawan dan buzzer PSI.
Korban pun tertarik lantaran PSI dinilai mencerminkan anak muda. Ditambah lagi ketika itu korban memamg sedang membutuhkan uang.
“Saya butuh kerjaan, baru keluar dari rumah sakit. Apalagi saya hidup sendiri, bayar BPJS dan kebutuhan sehari-hari,” kata korban.
Saat ada penawaran seperti itu, korban pun senang. Saat ingin memulai pekeejaan, korban dijanjikan sebagai tentara media sosial alias buzzer.
Namun beberapa hari berjalan korban malah dibawa ke rumah pelaku yang saat itu dalam kondisi kosong. Korban kemudian disekap di dalam kamar yang kemudian terjadi pelecehan seksual.
“Awalnya saya disuruh datang karena tuntutan kerjaan. Saya gak nyangka pas ditengah perjalanan saya malah dibawa ke rumah. Saya takut, apalagi di sana saya sendiri mau minta tolong gak ada siapa-siapa, sepi,” ucapnya.
Korban juga tidak mengetahui letarbelakang pelaku, apakah telah berkeluarga atau belum. Pasalnya ia baru mengenal pelaku dua hari.
“Nggak tahu, aku gak kenal sama dia sebelumnya," tuturnya.