Adi menerangkan bahwa para pemilih Jokowi hanya ingin memilih Prabowo Subianto namun tak ingin mencoblos Gerindra ataupun para calegnya. Meski begitu kata Adi, perolehan suara Gerindra itu naik 1 persen dibanding Pemilu 2019.
"Mustinya angka itu disyukuri. Kalo Gerindra tak menang di Pileg, ya jelas karena ada PDIP yang menang 16 persen. Tapi itu turun 3 persen. Yah itu tadi ada yang nyeberang," jelas Adi.
Pada pemilu 2019, PDIP meraih suara 19 persen, kehilangan suara 3 persen di Pemilu 2024 menurut Adi disebabkan para pemilih itu mengikuti Jokowi yakni dengan menyoblos PSI.
"Kalau kita croscek data, orang yang dari dulu tegak lurus kepada Jokowi pasti lebih milih PSI. Dan harus diingat tagline mereka juga template. PSI partainya pak Jokowi, itu yang pertama. Kedua, yang tegak lurus dengan Jokowi pilih lah PSI," sambung Adi Priyatno.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024. Penetapan dilakukan KPU setelah rampung melakukan rekapitulasi suara di 38 provinsi dan 128 PPLN.
"Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 96.214.691 suara," kata Ketua KPU RI, Hasyim Asyari dalam rapat pleno yang digelar di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Jumlah suara sah di Pemilu 2024 sebanyak 164.227.475.
Hasyim menjelaskan, dari hasil rekapitulasi suara nasional, Prabowo-Gibran memperoleh 96.214.691 suara.
Capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 40.971.906 suara.
Baca Juga: Padahal Sudah Tak Satu Visi-Misi, Prabowo Disebut Ingin Ajak Gabung PKS
Sementara, capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 27.040.878 suara.