Suara.com - Pengamat politik Adi Priyatno berkeyakinan kemenangan Prabowo Subianto di Pilpres 2024 tak lepas dari faktor kuat Jokowi. Menurut Adi, Prabowo dan Jokowi jika diibaratkan pesepak bola seperti dua pemain Manchester City, Jack Grealish dan Kevin de Bruyne.
Pernyataan ini disampikan oleh Adi saat menjadi bintang tamu di kanal Youtube Nalar TV Indonesia. Adi awalnya ditanya perihal perolehan suara Gerindra di Pileg 2024 tak seperti raihan suara Prabowo-Gibran.
Menurut Adi, jika ukurannya Pilpres, Gerindra memang menjadi partai pemenang dan hal itu tak bisa dibantah. Menurutnya hal tersebut tak lepas dari perpaduan kekuatan politik antara Presiden Jokowi dan Prabowo.
Baca juga:
Baca Juga: Padahal Sudah Tak Satu Visi-Misi, Prabowo Disebut Ingin Ajak Gabung PKS
"Ini gabungan antara dua playmaker yang tak ada lawannya. (Kevin) De Bruyne dan (Jack) Grealish. Ini gabungan antara De Bruyne dan Grealish. Kalau nendang bola, sekalipun gak lurus, gawangnya yang pindah," ucap Adi seperti dikutip, Selasa (26/3).
"Gawangnya yang sungkan kalau sampai gak masuk," timpal Timothy Marbun yang menjadi host di acara tersebut.
Dilanjutkan oleh Adi, kekuatan politik Jokowi tak bisa dipungkiri begitu besar dan membuat Prabowo Subianto bersama Gerindra begitu mendominasi di Pilpres 2024.
"Dalam konteks ini, tidak bisa dimunafikan bahwa peran pak Jokowi untuk kemenangan pak Prabowo begitu besar. Itu lah yang bisa menjelaskan mengapa terjadi disparitas perolehan Pileg dan Pilpres Gerindra," jelas Adi.
"Bahwa ada 58 persen yang dukung Prabowo-Gibran, kalau dibagi dua, separuhnya itu suaranya pak Jokowi. Separuhnya milik pak Prabowo. Jadi wajar dong kalau Gerindra hanya dapat 13 persen," tambah Adi.
Baca Juga: Diresmikan Jokowi, Proyek Bandara Mutiara Sis Al-Jufri Habiskan Biaya Rp567 Miliar
Baca juga:
Adi menerangkan bahwa para pemilih Jokowi hanya ingin memilih Prabowo Subianto namun tak ingin mencoblos Gerindra ataupun para calegnya. Meski begitu kata Adi, perolehan suara Gerindra itu naik 1 persen dibanding Pemilu 2019.
"Mustinya angka itu disyukuri. Kalo Gerindra tak menang di Pileg, ya jelas karena ada PDIP yang menang 16 persen. Tapi itu turun 3 persen. Yah itu tadi ada yang nyeberang," jelas Adi.
Pada pemilu 2019, PDIP meraih suara 19 persen, kehilangan suara 3 persen di Pemilu 2024 menurut Adi disebabkan para pemilih itu mengikuti Jokowi yakni dengan menyoblos PSI.
"Kalau kita croscek data, orang yang dari dulu tegak lurus kepada Jokowi pasti lebih milih PSI. Dan harus diingat tagline mereka juga template. PSI partainya pak Jokowi, itu yang pertama. Kedua, yang tegak lurus dengan Jokowi pilih lah PSI," sambung Adi Priyatno.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menetapkan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai pemenang Pilpres 2024. Penetapan dilakukan KPU setelah rampung melakukan rekapitulasi suara di 38 provinsi dan 128 PPLN.
"Pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 96.214.691 suara," kata Ketua KPU RI, Hasyim Asyari dalam rapat pleno yang digelar di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (20/3/2024).
Jumlah suara sah di Pemilu 2024 sebanyak 164.227.475.
Hasyim menjelaskan, dari hasil rekapitulasi suara nasional, Prabowo-Gibran memperoleh 96.214.691 suara.
Capres-cawapres nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mendapatkan 40.971.906 suara.
Sementara, capres-cawapres nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud MD memperoleh 27.040.878 suara.
Jumlah perolehan suara masing-masing capres-cawapres tertuang dalam Berita Acara KPU nomor 218/PL.01.08-BA/05/2024 yang dibacakan oleh Hasyim Asyari