Suara.com - Berawal dari Sidang Umum PBB Ke-47, yang dilaksanakan di Rio De Janeiro, Brasil pada 22 Desember 1992, Hari Air Dunia digagas untuk meningkatkan kesadaran serta dukungan publik dalam upaya konservasi air dan usaha pengelolaan sumber-sumber air yang berkelanjutan.
Untuk meningkatkan kesadaran tentang persatuan dalam pengelolaan air berkelanjutan untuk mencegah perselisihan dan membangun kolaborasi, UN-Water sebagai bagian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa mengangkat tema "Air untuk Perdamaian" dalam Peringatan Hari Air Dunia ke-32, pada 22 Maret 2024.
Fokus utama tema ini adalah kompleksitas isu air global yang dapat menciptakan perdamaian atau konflik. Adanya perubahan iklim dan pertumbuhan populasi semakin meningkatkan urgensi kerjasama global untuk melindungi dan melestarikan sumber daya air.
Tema "Air untuk Perdamaian" diharapkan mampu mendorong kolaborasi internasional guna menciptakan dampak positif, memperkuat harmoni, meningkatkan kemakmuran, serta membangun ketahanan dalam menghadapi tantangan bersama terkait air.
Baca Juga: KPR 35 Tahun: Peluang Bagi Generasi Muda atau Potensi Kredit Bermasalah?
Menyambut Hari Air Dunia, Direktur Jendral Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Bob Arthur Lombogia mengatakan, air sebaiknya dikelola bagi kebutuhan masyarakat banyak.
"Pada kesempatan ini, saya ini mengucapkan selamat memperingati Hari Air Sedunia atau World Water Day ke-32 tahun 2024. Tema ini sangat baik, dimana air bukanlah merupakan sumber konflik, tapi hendaknya menjadi mempersatu kita semua, seperti halnya kita tahu, Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dipersatukan oleh air. Sumber daya air hendaknya kita kelola dengan baik, agar masyarakat dapat merasakan secara adil dan tidak menyebabkan konflik of interest di negara kita," katanya.
Air memiliki nilai yang sangat besar dan kompleks bagi kesehatan masyarakat, sistem pangan, energi, ekonomi, dan integritas lingkungan, yang semuanya terkait erat dengan manajemen air yang adil dan efisien.
Perlu disadari bahwa ketika terjadi kelangkaan air atau pencemaran ataupun sulitnya mendapatkan akses maka akan timbul ketegangan di antara masyarakat, perlu dilakukan kerja sama, baik di skala nasional maupun internasional untuk menjaga keseimbangan kebutuhan air setiap orang.
Dalam penggunaan air yang adil dan berkelanjutan, akan menghindari kondisi krisis yang nantinya akan menimbulkan rasa keharmonisan serta kemakmuran bersama.
Baca Juga: Puncak Hari Jalan 2023, PUPR Hadirkan Pameran dan Sejumlah Games Seru bagi Pengunjung
Rangkaian Hari Air Dunia ke-32 dimulai dengan kegiatan aksi daerah berupa SDA Goes to School. Kegiatan ini merupakan salah satu cara mengedukasi berbagai hal terkait pentingnya air kepada generasi muda dengan jenjang pendidikan TK/SD/SMP/SMA. Kegiatan tersebut telah sukses dilaksanakan dengan melibatkan 3.000an peserta.
Sedangkan untuk jenjang perguruan tinggi diadakan kuliah umum atau talkshow yang dilaksanakan secara serentak pada 22 Maret, dengan mengundang perwakilan dari akademisi, pemerintah daerah, mitra kerja dan komunitas yang memiliki peran dalam pelestarian alam dan sumber air.
Selain itu, sebagai bentuk aksi nyata dalam konservasi air, telah dilaksanakan penanaman pohon buah-buahan di berbagai infrastruktur sumber daya air, yaitu 17.000 pohon yang melibatkan Balai di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta perangkat daerah setempat.
Ketiga Aksi daerah tersebut dilaksanakan di berbagai Provinsi di Indonesia. Hal ini merupakan wujud kolaborasi untuk menciptakan persatuan dalam pengelolaan air.
Sejalan dengan aksi daerah, rangkaian Hari Air Dunia ke-32 juga dilaksanakan secara nasional dengan gelaran Lomba Karya Ilmiah untuk Siswa SMA dan Sederajat Tingkat Nasional, dengan tema "Air untuk Kemakmuran Bersama". Lomba ini menjadi wadah untuk meningkatkan minat para pelajar dalam melakukan kegiatan ilmiah, khususnya di bidang sumber daya air.
Hingga kini telah terdaftar 1.044 makalah dari berbagai sekolah yang akan memperebutkan trofi Menteri PUPR dan 3 besar pemenang berkesempatan menghadiri 10th World Water Forum di Bali pada Bulan Mei mendatang. Lalu ada lomba konten Tiktok yang mengangkat tema air untuk perdamaian, lomba ini menjaring tren video konten Tiktok yang marak dilakukan oleh generasi Z.
Lomba Karya Ilmiah dan konten Tiktok ini dihadirkan untuk mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk peduli dan menyuarakan pentingnya menjaga air guna menciptakan kedamaian untuk hari esok dan meningkatkan pemahaman serta kepedulian para generasi muda terhadap pengelolaan sumber daya air.
Selanjutnya untuk mengedukasi generasi Alpha, ada pula kegiatan “Jelajah Kampus PUPR dengan Sahabat Air”. Kegiatan ini mengundang siswa-siswi SD, dengan tujuan untuk memberikan edukasi untuk pengenalan dini budaya hemat air untuk kehidupan agar membentuk karakter cinta air dan menciptakan agen-agen perubahan cilik “sahabat air”, yang peduli terhadap pelestarian lingkungan.
Sepanjang Maret sudah dilakukan dua kali Jelajah Kampus PUPR yang mengundang SDN Kramat Jati 19 dan SDN Bangka 05 Pagi.
"Program ini adalah dalam rangka mengdoktrinasi anak-anak kita, agar mereka mencintai lingkungan. Kegiatan ini akan dilanjutkan dengan seminar, yang merupakan puncak acara Hari Air Dunia pada 22 Maret. Pelaksaan kegiatan-kegiatan ini merupakan rangkaikan pelaksanaan 10th World Water Forum ke-10 di Bali. Ini merupakan kegiatan yang penting, mengingat Indonesia akan menjadi tuan rumah pelaksanaan event internasional, mendiskusikan mengenai berbagai permasalahan yang terjadi di seluruh dunia. World of the forum adalah forum yang merupakan forum Internasional yang nantinya akan menjadi pusat pertemuan para pemangku kepentingan dalam rangka kelestarian sumber daya air itu sendiri," ujar Bob Arthur.
Puncak Peringatan Hari Air Dunia akan dilaksanakan pada 22 April 2024 di Kampus Kementerian PUPR, dengan agenda Forum Air Indonesia. Forum ini merupakan wadah bagi para pemangku kepentingan untuk membahas isu prioritas bidang sumber daya air yang memerlukan penanganan segera, mencari solusi yang inovatif atas permasalahan bidang sumber daya air ditinjau dari berbagai aspek, dan membangun komitmen para pemangku kepentingan untuk bersinergi mengatasi permasalahan sumber daya air.
Setelah forum akan dilakukan penandatanganan Deklarasi Forum Air Indonesia, dimana isi deklarasi tersebut merupakan solusi inovatif yang akan disampaikan dalam 10th World Water Forum. Dalam puncak Peringatan Hari Air Dunia akan dilaksanakan pada 22 April 2024 di Kampus Kementerian PUPR, dengan salah satu agenda deklarasi hasil Forum Air Indonesia mengenai isu prioritas sumber daya air yang membutuhkan penanganan segera, solusi inovatif dalam penanganannya dan komitmen para pemangku kepentingan untuk menanganinya.
Agenda lainnya dalam puncak Hari Air Dunia adalah pengukuhan Anggota Dewan Sumber Daya Air Nasional dari unsur non pemerintah dan pengukuhan Himpunan Profesional Pengelola Sumber Daya Air.
Kedua organisasi ini wadah untuk melakukan pembinaan, komunikasi, konsultasi, dan koordinasi antara pengelola sumber daya air dengan tenaga ahli/professional lain dalam mewujudkan kemanfaatan air terpadu.
Peringatan Hari Dunia ke-32 Tahun 2024 ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi serta keterlibatan aktif dari seluruh stakeholders untuk melakukan tindakan nyata dalam melindungi dan melestarikan sumber daya air untuk perdamaian.
Rangkaian Hari Air Dunia pada tahun ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan menuju 10th World Water Forum yang akan dilaksanakan pada 18 25 Mei 2024, di Bali.
Bertemakan “Water for Shared Prosperity”, 10th World Water Forum merupakan acara lintas
negara terbesar yang membahas masalah pengelolaan sumber daya air. Forum dunia ini
menyoroti kondisi global dan upaya menghadapi tantangan ketersediaan air di banyak
negara, sekaligus sebagai forum berbagi pengalaman dan inovasi untuk menjawab berbagai
tantangan pengelolaan air global.