Suara.com - Film Avatar: The Last Airbender yang rilis beberapa waktu lalu sukses menarik perhatian banyak penonton di seluruh dunia.
Namun siapa sangka, Soundtrack film yang disutradarai oleh Raisani dan Goi ini ternyata terinspirasi dari tari tradisional Bali, yakni tari kecak.
Adapun soundtrack yang dimaksud adalah instrumen yang diputar dalam kredit akhir Avatar: The Last Airbender. Bahkan instrumen ini juga sudah dipakai sejak Avatar versi animasi hingga live action.
Hal itu dungkapkan langsung oleh komposer musik Jeremy Zuckerman dalam sebuah wawancara.
Baca Juga: Review Avatar: The Last Airbender, Keajaiban Visual dan Tantangan Adaptasi
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno lantas mengunggah kembali pernyataan Jeremy itu di akun instagram peribadinya.
Dalam wawancara utu, Jeremy mengaku menggabungkan suara tersebut dengan musik lainnya hingga tercipta soundtrack Avatar: The Last Airbender.
"Suara Tari Kecak Indonesia yang cak cak cak itu jadi inspirasi buat kredit akhir setiap episode. Dengan suara khasnya itu, lalu di-overlay dan disesuaikan lagi," ujar Jeremy Zuckerman.
Diketahui, Tari kecak berasal dari ritual Sang Hyang, sebuah tradisi tarian untuk berkomunikasi dengan para dewa dan leluhur.
Tarian yang berasal dari Bali ini biasanya dilakukan oleh puluhan penari laki-laki bertelanjang dada.
Baca Juga: 5 Drama Korea yang Dibintangi Kim Ji Won di Netflix, Terbaru Queen of Tears
Para penari tersebut nantinya menari sambil membuat formasi melingkar dan menyerukan suara cak cak cak sambil mengangkat kedua tangan pada irama tertentu.
Sementara itu, serial live action Avatar: The Last Airbender telah tayang di Netflix sejak 22 Februari 2024. Netflix juga telah memastikan serial ini akan berlanjut ke musim dua dan tiga.