Banjir Demak Bikin Sawah Jadi 'Lautan', Selat Muria Muncul Kembali?

M Nurhadi Suara.Com
Kamis, 21 Maret 2024 | 15:48 WIB
Banjir Demak Bikin Sawah Jadi 'Lautan', Selat Muria Muncul Kembali?
Sejumlah warga memperkuat tanggul aliran Sungai Jeratun di Desa Tugu Ngemplik, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, yang melimpas ke persawahan dan pemukiman. (ANTARA/Akhmad Nazaruddin Lathif)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah membuat sawah terendam bagai lautan. Viral sebuah video di sosial media sawah di Demak tenggelam dan kini lokasinya bagai lautan. Saat petugas melakukan evakuasi pun, mereka menggunakan perahu saking dalamnya banjir yang melanda. 

Potensi Demak yang “tenggelam” ini banyak dikait – kaitkan dengan mitos Selat Muria. Menurut sejarah dan legenda, sebenarnya dahulu ada Selat Muria yang menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Muria. Selat ini menjadi area perdagangan yang ramai dan menjadikan area Demak, Jepara, Pati, dan Juwana sebagai kota perdagangan yang besar.

Selat Muria adalah wilayah perairan yang pada masa lalu memisahkan daratan utara Jawa Tengah dengan Gunung Muria. Gunung bertipe stratovolcano yang berada di pantai utara Jawa Tengah. Pada abad ke-6 Masehi, Selat Muria sendiri merupakan jalur transportasi dan perdagangan yang ramai. Selat itu menghubungkan masyarakat Jawa Kuno dengan penduduk pulau-pulau lainnya.

Dalam buku sejarah Tiongkok, tercatat bahwa Pulau Muria kala itu sudah menjadi kerajaan besar saat sehingga lalu lintas ekonomi dan politik juga terpusat di Selat Muria. Masa kejayaan itu terjadi pada masa kepemimpinan Kartikeya Singha di Kerajaan Kalingga.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Grobogan dan Demak, 900 Kg Beras Disalurkan

Seiring berjalannya waktu, Selat Muria tertutup lantaran perubahan kondisi alam akibat dinamika iklim dan laut. Wilayah Selat Muria itu pun kemudian menjadi daratan sebagai hasil proses sedimentasi.

Sejak saat itu, tanah Muria yang kini terbentuk menjadi kawasan Demak itu memiliki manfaat yang lebih banyak untuk kehidupan manusia. Sumber air yang berasal dari Pegunungan Muria pun digunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari.

Beberapa kota di sekitarnya, seperti Jepara, Demak, Pati, Kudus, Purwodadi, hingga Rembang yang berada di kaki Gunung Muria menjadi saksi sejarah hilangnya selat tersebut. Terlepas dari hal itu, rumor munculnya Selat uria tersebut semakin ramai diperbincangkan di media sosial lantaran satelit memperlihatkan daerah Demak dan sekitarnya menjadi biru akibat genangan air yang tak kunjung surut.

Penampakan Demak dan sekitarnya pada satelit tersebut kemudian dikaitkan dengan bentuk terakhir Selat Muria sebelum menghilang. 

Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni

Baca Juga: Banjir di Demak: Lebih dari 20 Ribu Orang Mengungsi, Pemungutan Suara Ditunda hingga 24 Februari

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI