Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto meminta jatah 5 menteri di pemerintahan Prabowo-Gibran nantinya.
Hal ini diucapkan Airlangga saat acara Buka Puasa Bersama dan Silaturahmi Bersama Partai Golkar se-Indonesia di Badung, Bali, Jumat (15/3/2024).
"Maka kami kontribusi 25 persen, nah kalau 25 persen, bagi-bagi banyak sedikit ya bolehlah. Kalau yang kami sebut lima itu minimalis," kata Airlangga.
Menurut dia, kontribusi Partai Golkar dalam memenangkan pasangan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024 sangat besar sehingga wajar mendapat jatah kursi menteri banyak.
Baca Juga: Terancam Tak Lolos ke Senayan, Dito Ariotedjo Akui DKI 1 Sangat Berat Buat Golkar
Pernyataan Airlangga ini menimbulkan pro kontra di publik. Banyak yang menganggap ini sebagai bentuk politik balas budi atau bagi-bagi jabatan.
Namun menurut Pengamat Politik Adi Prayitno, permintaan lima kursi menteri oleh Golkar ini hal yang wajar.
Begitu juga kata dia jika partai pengusung Prabowo-Gibran lain juga ikut meminta jatah kursi menteri di kabinet.
"Golkar minta 5 menteri wajar. Demokrat dan PAN 3-4-5 menteri juga wajar karena partai pengusung," tulis Adi di akun X.
Apabila Gerindra mengambil jatah menteri sebanyak 10 kursi atau lebih menurut Adi juga hal wajar karena sebagai pemenang.
Baca Juga: Pertemuan Jokowi dan Menteri PKB Dikaitkan dengan Hak Angket, Istana Minta Tak Ada Spekulasi
"Masih banyak sisa menteri kosong. Namanya pengusung wajar minta jatah. Aneh yang kalah pemilu dikasi jatah," tuturnya.