Suara.com - Kekerasan di negara Haiti kian hari makin menjadi. Pada akhir Februari 2024, geng-geng bersenjata mulai menguasai kota Port-au-Prince dan bandara internasional negara itu.
Geng-geng bersenjata mulai menguasai jalanan pasca PM Ariel Henry berkunjung ke luar negeri pada 29 Februari 2024. Henry dilaporkan berada di Kenya untuk membahas kesepakatan pengerahan tentara asing masuk ke negaranya untuk perang melawan gengster bersenjata.
Laporan jurnalis Will Grant seperti dilansir dari BBC menyebutkan bahwa kekerasan di jalan-jalan kota Haiti terus meningkat sejak akhir Februari hingga pekan ketiga Maret 2024.
Penduduk di wilayah Petionville, kawasan kaya di kota Port-au-Prince tengah panik lantararn kekerasan bersenjata menyasar orang-orang kaya alias crazy rich negara tersebut.
"Lebih dari selusin mayat yang dipenuhi dengan peluru tergeletak di jalan-jalan korban amukan geng bersenjata," tulis laporan Will Grant, seperti dikutip Selasa (19/3).
Selain aksi pembunuhan yang dilakukan oleh anggota geng, di pagi hari waktu setempat, rumah seorang hakim juga diserang. Ini ibarat pesan dari gangster untuk para elit politik jika ingin mengambil kekuasaan dari kelompok kriminal ini.
Direktur eksekutif UNICEF, Catherine Russel mengibaratkan kondisi di jalan-jalan Haiti ibarat kondisi di film Mad Max, sangat mengerikan dan orang bebas melanggar hukum sesukanya.
PBB juga memprediksi bahwa sejumlah rumah sakit di Haiti terpaksa ditutup dan kondisi tersebut membuat rentan 3000 perempuan hamil di sana.
Salah satu perempuan hamil yang saat ini tengah dirawat di rumah sakit Cap Haitien mengaku sangat takut dengan kondisi sekarang. Ia ingin segera keluar dari Haiti namun terbentur masalah uang.
Baca Juga: Nyalon Wali Kota Crazy Rich Cilegon Buka Ruang Bicarakan Kota Baja, Bagaimana Responnya?
"Tetapi saya dan suami saya tidak mempunyai uang untuk melarikan diri," ucap wanita tersebut.