Netralitas Jokowi di Pilpres 2024 Disoal Komite PBB, Airlangga Ketum Golkar Ungkit Nama Joe Biden

Selasa, 19 Maret 2024 | 13:21 WIB
Netralitas Jokowi di Pilpres 2024 Disoal Komite PBB, Airlangga Ketum Golkar Ungkit Nama Joe Biden
Netralitas Jokowi di Pilpres Disorot Komite PBB, Airlangga Ketum Golkar Ungkit Nama Joe Biden. (Suara.com/Novian)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyampaikan hampir semua kepala negara di dunia tergabung dalam partai. Penegasan ini sebagai tanggapan terkait Presiden Jokowi yang disorot dalam Sidang Komite HAM PBB.

Anggota Komite HAM PBB atau CCPR, Bacre Waly Ndiaye sebelumnya menyinggung netralitas Jokowi dalam pelaksanaan Pilpres 2024.

Ketua Umum Partai Airlangga Hartarto. (Suara.com/Novian)
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto. (Suara.com/Novian)

Airlangga memberikan contoh sejumlah kepala negara yang tergabung dalam partai politik. Mulai dari mantan Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew hingga Presiden AS Joe Biden.

"Enggak ada tanggapan. Semua, hampir semua presiden punya partai. Lee Kwan Yew punya partai PAP. Joe Biden dari Demokrat. Jadi itu biasa," kata Airlangga di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Baca Juga: Senasib dengan Prabowo, Kemenangan Putin di Pilpres Rusia Dianggap Tak Masuk Akal

Netralitas Jokowi Disoal Komite PBB

Diberitakan sebelumnya, netralitas Presiden Jokowi dalam pelaksanaan Pilpres 2024 turut menjadi sorotan dalam Sidang Komite PBB CCPR di Jenewa, Swiss, Selasa (12/3/2024) lalu. Namun, perwakilan Indonesia yang ikut hadir dalam sidang tersebut memilih untuk tidak menanggapi.

Anggota Komite HAM PBB atau CCPR, Bacre Waly Ndiaye dalam Sidang Komite PBB CCPR di Jenewa, Swiss, Selasa (12/3/2024). (tangkap layar UN Web TV)
Anggota Komite HAM PBB atau CCPR, Bacre Waly Ndiaye dalam Sidang Komite PBB CCPR di Jenewa, Swiss, Selasa (12/3/2024). (tangkap layar UN Web TV)

Mulanya, anggota Komite HAM PBB atau CCPR, Bacre Waly Ndiaye menyinggung soal pelaksanaan Pilpres 2024 dalam sidang. Dalam momen tersebut, Ndiaye menyoroti soal berubahnya aturan batas usia capres-cawapres melalui putusan Mahkamah Konstitusi (MK) sebelum proses pendaftaran capres-cawapres.

"Kampanye digelar setelah putusan di menit akhir yang mengubah syarat pencalonan, membolehkan anak presiden untuk ikut dalam pencalonan," kata Ndiaye dikutip dari situs UN Web TV, Jumat (15/3/2024).

Ndiaye lantas bertanya apakah ada upaya dari pemerintah Indonesia untuk melakukan penyelidikan atas adanya dugaan intervensi dalam pelaksanaan pemilu. Dalam sidang, terdapat perwakilan Indonesia yang ikut hadir.

Baca Juga: Qodari: Hasto PDIP Stop Halusinasi, Terima Pil Pahit Ganjar-Mahfud Kalah

Kala itu diwakili oleh Dirjen Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Tri Tharyat.

Saat diberikan kesempatan, Tri tidak menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh anggota Komite HAM PBB asal Senegal tersebut.

Ia justru menjawab pertanyaan-pertanyaan perihal kebebasan beragama, pengerahan militer di Papua, hingga hak politik orang asli Papua.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI