Suara.com - Mahalnya beras memunculkan kritikan terhadap pemerintah, salah satunya yang disampaikan Muhammad Said Didu.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN itu pun sampai menuliskan pesan untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) di akun X miliknya.
"Bpk Presiden yth, Bpk katakan petani ingin beras mahal dan Ibu2 ingin murah.
Sebenarnya yg terjadi petani ingin untung dan Ibu2 ingin bisa beli beras," cuit Said Didu dikutip pada Senin (18/3/2024).
Dia kemudian mengkritik sejumlah kebijakan Jokowi, salah satunya mengenai subsidi pupuk.
Baca Juga: Riuh Jokowi dan Gibran Jadi Ketum Golkar, Waketum Ingatkan Mekanisme Partai
"Tapi semua itu pupus krn kbjkn Bpk yg mengurangi subsidi pupuk serta tdk ciptakan lapangan kerja utk peningkatan pendapatan rkyt," tulisnya lagi.
Unggahan tersebut mendapat komentar dari warganet. Beberapa mengomentari mengenai harga beras yang semakin mahal.
"Harga gabah 5.800 pak Blora jateng lg panen Raya. Bln kemarin awal panen masih 7.300 rupiah. Info dari sepupu saya di desa Panolan kec kedungtuban sementara cari pupuk sangat susah. Kata petani : udah pupuknya mahal carinya juga susah," komentar akun @Ahma*******.
"Klo beras naik petani untung, harusnya antrian penuh itu bukan di kantor desa tapi di dealer mobil," cuit akun @Zaena*******.
"Tak apa,mas. Temen sy, pensiunan tanam cabe, lg bahagia nian. Jgn ganggu ya," komentar akun @OLak****.
Baca Juga: Tanggapi Isu Jokowi dan Gibran Incar Posisi Ketum Golkar, Hasto PDIP Bilang Begini
Kali ini saya sependapat dng anda pak, soal subsidi pupuk.. Dan kritikan anda utk ini saya jadi terharu.," komentar akun @rad*****.