Mengapa Intensitas Cuaca Ekstrem di Indonesia Meningkat? Begini Penjelasan BRIN

Senin, 18 Maret 2024 | 14:57 WIB
Mengapa Intensitas Cuaca Ekstrem di Indonesia Meningkat? Begini Penjelasan BRIN
Pengendara kendaraan bermotor melintas saat hujan di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Senin (1/11/2021). [Suara.com/Alfian Winanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan perihal adanya peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia.

Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan menyebut banyak siklon tropis yang mengindikasi perubahan iklim.

Baca Juga:

PDIP Sebut Ada KPPS Diminta Ubah Suara di Palu, KPU Buka Formulir C Hasil TPS 08

Baca Juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Cek Penetapan Versi NU, Muhammadiyah, BRIN dan Pemerintah

Hari Ini KPU Umumkan Hasil Pemilu 2024, Jika...

Gibran Singgung Nama Ganjar Usai Program Internet Gratis Disebut Nyontek Paslon 03

Sejauh ini, ada tiga siklon tropis yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.

"Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah," kata Eddy dikutip melalui Antara, Senin (18/3/2024).

Eddy menerangkan, selain kemunculan siklon tropis di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai yang juga muncul di atas Jepang.

Baca Juga: Musim Hujan Masih Lanjut Meski Sudah Bulan Maret, Ada Apa?

Ia menyebut, mata badai yang muncul dalam waktu bersamaan seperti saat ini adalah fenomena tidak biasa yang mengindikasikan efek perubahan iklim.

Keberadaan siklon tropis dalam jumlah banyak tersebut tidak hanya menimbulkan bencana hidrometeorologi, tetapi juga menarik angin dingin dari Kutub Selatan yang membuat udara di Indonesia terasa cukup dingin.

Ia mencontohkan daerah yang biasanya tidak mengalami hujan justru turun hujan, seperti Timur Tengah.

Bagi wilayah tropis seperti Indonesia yang hanya memiliki dua musim, cuaca ekstrem yang meningkat tidak hanya terjadi saat musim hujan saja, tetapi juga terjadi saat periode transisi menuju musim kemarau.

Menurutnya, kondisi cuaca di Indonesia akan kembali normal bila siklon tropis mendekati wilayah daratan.

Hal tersebut dikarenakan mata badai memiliki energi yang kuat saat berada di tengah laut, namun meluruh saat mencapai daratan.

Akan tetapi, ia belum bisa memprediksi kapan situasi akan normal seperti sebelumnya.

"Cuma sampai kapannya saya belum berani (memprediksi), karena memang kondisinya masih seperti ini," ungkapnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI