Suara.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjelaskan perihal adanya peningkatan intensitas kejadian cuaca ekstrem di Indonesia.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN, Eddy Hermawan menyebut banyak siklon tropis yang mengindikasi perubahan iklim.
Baca Juga:
PDIP Sebut Ada KPPS Diminta Ubah Suara di Palu, KPU Buka Formulir C Hasil TPS 08
Hari Ini KPU Umumkan Hasil Pemilu 2024, Jika...
Gibran Singgung Nama Ganjar Usai Program Internet Gratis Disebut Nyontek Paslon 03
Sejauh ini, ada tiga siklon tropis yang menyebabkan bencana hidrometeorologi di berbagai daerah.
"Kemunculan mata badai banyak, frekuensi kejadian ekstrem meningkat, dan juga lokasinya bertambah," kata Eddy dikutip melalui Antara, Senin (18/3/2024).
Eddy menerangkan, selain kemunculan siklon tropis di wilayah perairan Indonesia yang berbatasan dengan Australia, dua mata badai yang juga muncul di atas Jepang.
Baca Juga: Kapan Awal Puasa Ramadhan 2024? Cek Penetapan Versi NU, Muhammadiyah, BRIN dan Pemerintah
Ia menyebut, mata badai yang muncul dalam waktu bersamaan seperti saat ini adalah fenomena tidak biasa yang mengindikasikan efek perubahan iklim.