Eks Politisi PDIP Sarankan Gibran Jangan Ketum Golkar, Dampaknya Bisa Sebesar Ini

Tasmalinda Suara.Com
Senin, 18 Maret 2024 | 14:19 WIB
Eks Politisi PDIP Sarankan Gibran Jangan Ketum Golkar, Dampaknya Bisa Sebesar Ini
Gibran Rakabuming Raka disarankan tak perlu ambil ketum Golkar ANTARA/HO-Panitia LSN.
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Anak Presiden Joko Widodo, Gbran Rakabuming Raka disarankan tak perlu mengicar jabatan sebagai ketua umum atau ketum partai Golkar. Hal ini akan membuat Gibran akan semakin empuk menjadi 'sasaran' tembak para lawannya.

Hal ini disarankan oleh mantan politisi PDI Perjuangan  Laksamana Sukardi. Dalam podcast Total Politik yang hadir sebagai bintang tamu, Laksamana Sukardi menilai dan berpendapat jabatan sebagai ketum Golkar sebaiknya diambil langsung oleh Joko Widodo (Jokowi).

Ia mengungkapkan Jokowi memang membutuhkan partai sebagai bagian melanggengkan karir politiknya setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden. Ia pun mencontohkan bagaiman Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih memiliki posisi politik setelah menjabat Presiden karena memiliki partai.

Baca Juga:

Baca Juga: Bilang Masih Bagian Koalisi Pemerintah, PKB Yakin Lanjut Hak Angket usai Bertemu Jokowi?

Profil Reni Effendi, Istri Dokter Richard Lee yang Ingin Suntik Mati Tisya Erni - Aden Wong

Bau Badan Ustaz Solmed Jadi Sorotan Saat Jadi Juri Ajang Pencarian Bakat, Ternyata Aroma Ini

"Ini analisa, bisa benar dan bisa salah. Banyak juga yang meramalkan jika hubungan antara Prabowo dan Jokowi akan pecah. Ada yang meramalkan hanya 2 tahun, dan tidak ada beliau juga yang ngomong," ucap Laksamana Sukardi.

Laksamana Sukardi pun mengungkapkan bagaimana adanya saling hubungan dan saling keterikatan antara Prabowo dan Jokowi.  Dia memprediksikan jika hubungan Jokowi dan Prabowo pecah maka akan jadi konflik besar, atau malah saling menenggelamkan satu dengan lainnya.

"Tapi jika itu simbiosisnya mutualisme, mereka akan saling menutupi, akan bisa game over semua. Secara politik, Jokowi harus punya partai. Jika tidak punya partai, tidak afdol, jika sudah tidak presiden bagaimana," ucapnya.

Baca Juga: Jokowi Beri Ucapan Selamat untuk Cak Imin, PKB: Bukti Tak Ada Masalah dengan Presiden

Partai Golkar sendiri ialah partai yang paling mudah di 'take over', sementara partai lain memiliki bendera yang bukan nasionalisme sepenuhnya.

"Golkar ini partai terbuka, tapi lebih banyak komersil take over seperti compaany, seperti perusahaan bisa ditake over. Jokowi harus punya partai menguatkan basis kekuatan politik, salah satunya Golkar," ucapnya.

Dia mencontohkan jika menjadi pimpinan Golkar akan langsung menerima Jokowi karena akan berpengaruh pada partai Golkar terutama di daerah.

Namun ia menyarankan sebaiknya Gibran tidak menjadi ketum Partai Golkar. 

"Jika Gibran yang ambil dalam situasi sosial politik sekarang, akan terlalu sensitif. Jangan ke Gibran, Gibran terus, ia sudah sering dimaki, punya paman di MK, anak haram konstitusi," ucapnya.

Ia pun menyebutkan salah satu kekurangan partai Golkar saat ini ialah tidak memiliki figur nasional yang bisa lebih baik dari Jokowi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI