Jumat Malam, 13 Warga Gaza Meninggal Diberondong Pesawat Tempur Israel

Chandra Iswinarno Suara.Com
Sabtu, 16 Maret 2024 | 12:25 WIB
Jumat Malam, 13 Warga Gaza Meninggal Diberondong Pesawat Tempur Israel
Dokumentasi serangan udara Israel di Kota Khan Younis di Jalur Gaza selatan pada 15 Januari 2024. [Dok.Antara]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebanyak 13 warga sipil tewas pada Jumat (15/3/2024) malam ini akibat serangan udara Israel terhadap satu rumah yang berada di kamp pengungsi Nuseirat dan lingkungan Tuffah, di Jalur Gaza.

Dilansir dari kantor berita Wafa, pesawat tempur Israel dilaporkan menembaki sejumlah rumah di kamp pengungsi Nuseirat hingga menewaskan tujuh warga sipil dan juga beberapa orang lainnya.

Sumber lokal juga mengatakan, lima warga sipil lainnya tewas dan puluhan lainnya, kebanyakan anak-anak, terluka dalam serangan terhadap satu rumah di daerah Tuffah, timur laut Kota Gaza.

Sementara satu warga sipil juga tewas, setelah penembakan terjadi di satu rumah milik keluarga Abu Dawabeh yang berada di Desa Al Masdar, kawasan jalur tengah Gaza.

Baca Juga: Bukan Tentara, Militer Israel Klaim Penembakan Warga di Gaza Dilakukan Sipil Palestina Bersenjata

Sebelumnya diberitakan, Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu telah menyetujui rencana operasi militer yang akan dilakukan di Rafah. Padahal, Rafah selama ini menjadi tempat pengungsian bagi sebagian besar penduduk Gaza.

"Netanyahu menyetujui rencana operasi di Rafah," dalam pernyataan resminya seperti dilansir Alarabiya.

Meski begitu, Netanyahu memberikan rincian atau batas waktu operasi tersebut berjalan.

Dalam pernyataan tersebut disampaikan bahwa militer siap melakukan operasio dan evakuasi penduduk.

Sebagaimana diketahui, Rafah merupakan pusat populasi besar yang menjadi sasaran serangan darat selama perang Israel melawan Hamas di Gaza.

Baca Juga: Lagi, Militer Israel Tembak Mati 29 Warga Palestina yang Menunggu Bantuan di Jalur Gaza

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, baru-baru ini mengatakan bahwa invasi Israel ke Rafah akan menjadi 'garis merah' tanpa adanya rencana perlindungan sipil yang kredibel.

Meski begitu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam kunjungannya ke Wina pada Jumat (15/3/2024), menyatakan bahwa Washington belum melihat adanya rencana untuk operasi Rafah.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI