Suara.com - Sejumlah guru besar hingga akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Jabodetabek berkumpul di Aula IMERI Universitas Indonesia (UI), Kampus Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (14/3/2024). Mereka mengeluarkan pernyataan sikap bertajuk Seruan Salemba 2024.
Aksi ini dilakukan dalam menyikapi perkembangan situasi nasional belakangan ini.
Salah satu Guru Besar UI, Sulistyowati Irianto, mengatakan para ilmuwan memikul beban kepemimpinan moral dan intelektual. Intuk itu mereka merasa punya sikap politik dan penilaian kritis yang mengacu kebenaran ilmiah dan kepekaan sosial.
Sulistyowati menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengkhianati amanat konstitusi.
"Konstitusi mewajibkan presiden, sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan, untuk berdiri di atas semua golongan tanpa terkecuali. Namun amanat konstitusi tersebut tidak dilaksanakan semata demi kepentingan kekuasaan," kata Sulistyowati, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/3/2024).
Konstitusi, lanjut Sulistyowati, mewajibkan presiden mematuhi hukum dan kemandirian peradilan.
Meski demikian, mereka menilai telah terjadi penyelagunaan kekuasaan dengan rekayasa hukum (politisasi yudisial) yang meruntuhkan demokrasi.
"Diubahnya berbagai aturan dan kebijakan melemahkan pemberantasan korupsi dan merugikan hak rakyat, dari bidang kesehatan, ketenagakerjaan, hingga mineral dan pertambangan yang berakibat tersingkirnya masyarakat adat, hutan, dan kepunahan keanekaragaman hayati sebagai sumber pengetahuan, pangan, dan obat-obatan," ucap Sulis.
Sementara itu, Guru Besar UI, Balina Singka mengatakan, jika selama ini bantuan sosial hanya digunakan untuk pembiaran terhadap kemiskinan.
Baca Juga: Reaksi Guru Besar Lihat Prabowo Terima Pangkat Jenderal Kehormatan: Melecehkan Sejarah!
Padahal, sambung Balina, penghapusan kemiskinan dilakukan dengan upaya memperluas lapangan kerja di segala bidang, meningkatkan kapasitas penduduk usia muda agar punya akses pendidikan setinggi-tingginya, memiliki inovasi untuk menghasilkan produk sains, teknologi, kesenian dan beragam produk budaya.