Suara.com - Lagi ramai pernyataan Muhammad Husein Gaza, aktivis Palestina, mengenai Kapal bantu rumah sakit (KBRS) TNI AL KRI dr Radjiman Wedyodiningrat-992.
Dalam sebuah potongan video yang beredar di X, Husein Gaza mengkritik langkah pemerintah Indonesia yang mengirim KRI Radjiman untuk menyalurkan bantuan ke Gaza.
"Bukan mohon maaf kirim kapal laut rumah sakit. Ga sampe Gaza. Nyampe cuma Mesir berapa hari terus balik Itu juga ga sempat merawat satu pasien Gaza pun," ujar Husein Gaza.
Baca Juga:
Baca Juga: Najwa Shihab Bikin Iri Gara-Gara Foto Bareng Mayor Teddy, Warganet Rebutan Titip Pesan Ini
Gus Iqdam Banjir Hujatan karena Bilang Palestina Aman dan Damai
Momen Sedih Pendukung Anies Baswedan Pamit dari Media Sosial, Netizen Ikut Mewek
Husein Gaza berharap isu Gaza tidak dijadikan sebagai alat untuk menarik simpati masyarakat. Menurutnya, semua pihak harus serius dalam isu Gaza tersebut.
Seorang netizen yang melihat video ini bertanya ke Jubir Menhan, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengenai kebenaran isi video tersebut.
Bahkan ada seorang netizen yang membuata pernyataan bernada kebencian ke Dahnil mengenai masalah kapal RS dr Radjiman ini.
Baca Juga: Moeldoko Soal Kepala Negara Ucapkan Selamat Ke Prabowo: Saya Pun Ucapkan Selamat
Dahnil memberikan jawaban mengapa kapal RS dr Radjiman tidak sampai ke Gaza. Ia mengatakan, kapal RS dr Radjiman berangkat untuk bersiap masuk ke Palestina via Mesir, sambil menunggu proses izin dari otoritas disana untuk bisa berlayar dan beroperasi di Palestina.
"Keberangkatan kapal tersebut sekaligus membawa logistik dan obat-obatan bantuan untuk rakyat Palestina," ujar Dahnil.
Kedua, kata Dahinil, karena suasana perang, otoritas disana tidak memberikan izin kapal untuk berlayar dan memberikan pelayanan kepada rakyat Palestina.
Sementara menurutnya kapal tentu punya tenggat waktu untuk berlayar di laut teritorial negara lain.
Karena tidak mendapat izin dari otoritas di sana, maka kapal setelah menyerahkan bantuan dll memutuskan untuk kembali ke tanah air," ujar Dahnil.
Sebenarnya sejak awal keberangkatan seperti dikutip dari pemberitaan VOA Indonesia, kapal ini memang bertujuan menyalurkan bantuan kemanusiaan bukan sebagai rumah sakit terapung.
Keberangkatan kapal ini dilepas langsung Menteri Pertahanan Prabowo Subianto pada 18 Januari 2024 lalu.
Prabowo menggarisbawahi tugas Satgas tersebut sejauh ini hanya untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan yang jumlahnya kurang lebih mencapai 200 ton.
Izin sebagai kapal rumah sakit ataupun izin untuk mendirikan rumah sakit lapangan, sampai detik ini belum didapatkan.