"Saya lihat JK tentu tidak ingin pengaruhnya di Golkar hilang. Bagaimana pun juga JK adalah salah satu tokoh di Golkar yang pernah membesarkan partai. Namun dalam situasi ini pengaruh Ketua Umum yang sangat besar dan gelagatnya juga sudah terlihat karena ada upaya untuk mempercepat Munas Golkar," ucap Guru Besar Studi Demokrasi itu.
Sebelumnya, Jusuf Kalla mengatakan menyambut baik siapa pun yang hendak bergabung ke partai Golkar. Asalkan mengikuti mekanisme.
Seperti jika ingin menjadi ketua umum partai, maka wajib menjadi kader selama 5 tahun.
Namun, dari informasi yang berhembus, ada upaya dari tokoh senior Golkar untuk menghadang Jokowi bergabung ke Golkar. Kabar itu bergulir setelah Jusuf Kalla atas nama Golkar berencana menemui ketua Umum PDIP, Megawati.
Hal tersebut diungkap mantan Sekjen Golkar, Idrus Marham. Tapi menurut Idrus, JK tidak berhak menemui Megawati tanpa mandat dari ketua umum partai.
"Dalam kapasitas apa JK bicara atas nama Golkar? kecuali ada mandat dari ketua umum (Airlangga). Tapi kalau tidak ada, maka sangat tidak etis," ungkapnya.
Kata Idrus, dari struktur partai Golkar, JK saat ini tidak menempati posisi strategis.
"Kita semua tahu Ketua umumnya adalah Airlangga, Dewan Kehormatan Akbar Tanjung, Dewan Penasehat Luhut Binsar, Ketua Pembina Aburizal Bakrie, Dewan Pakar Agung Laksono, dan Dewan Etik ada Hatta. Jadi dalam kapasitas apa JK bicara atas nama Golkar?" kata Idrus.
Kontributor : Lorensia Clara Tambing
Baca Juga: Golkar Bakal Menang Banyak Jika Jokowi Bergabung, Anaknya Otomatis Ikut Merapat?