Penampakan Tablet Kuno di Turki yang Ungkap Bencana Besar Umat Manusia

Galih Prasetyo Suara.Com
Kamis, 14 Maret 2024 | 03:00 WIB
Penampakan Tablet Kuno di Turki yang Ungkap Bencana Besar Umat Manusia
Ilustrasi tablet (Pexels/Adrienne Andersen)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah benda kuno ditemukan di situs reruntuhan Buklukale, sekitar 60 kilometer tenggara Ankara, Turki. Benda kuno terbuat dari tanah liat itu seperti tablet pada era sekarang.

Benda kuno itu ditemukan oleh seorang arkeolog asal Jepang bernama Kimiyoshi Matsumura dari Institut Arkeologi Anatolia Jepang. Penemuan tablet kuno itu ternyata menyimpan kisah kelam bencana umat manusia yang menjadi bagian dari Kekaisaran Het pada 3300 tahun lalu.

Tablet kuno itu berisi catatan mengerikan saat empat kota kuno termasuk kota Hattusa, diserang dalam serangan dahsyat dari kekuatan asing selama periode perang saudara.

Menurut Mark Weeden dari University College London, enam baris pertama teks paku pada tablet tersebut berbunyi dalam bahasa Het, "Empat kota, termasuk ibu kotanya Hattusa, mengalami bencana." Kemudian, 64 baris berikutnya merupakan doa dalam bahasa Hurrian yang memohon kemenangan.

Baca Juga: Tak Hanya Justin Hubner, Ada 4 Pemain Lain yang Berlabel Timnas di Cerezo Osaka

Tablet Kuno Ungkap Invasi Bencana di Kekaisaran Het 3.300 Tahun Lalu. [Foto: Institut Arkeologi Anatolia Jepang]
Tablet Kuno Ungkap Invasi Bencana di Kekaisaran Het 3.300 Tahun Lalu. [Foto: Institut Arkeologi Anatolia Jepang]

"Penemuan tablet Hurrian berarti ritual keagamaan di Büklükale dilakukan oleh raja Het," jelas Matsumura kepada Live Science. "Ini menunjukkan bahwa raja Het datang ke Büklükale dan melakukan ritual tersebut." seperti dikutip dari cekricek.id--jaringan Suara.com, Kamis (14/3).

Tablet yang baru ditemukan ini berasal dari masa pemerintahan Raja Tudhaliya II, sekitar 1380-1370 SM, periode di mana Het mengalami perang saudara.

"Selama masa ini, jantung wilayah Het diserang dari berbagai arah sekaligus dan banyak kota dihancurkan untuk sementara waktu," ungkap Matsumura.

Daniel Schwemer dari Universitas Würzburg menegaskan penemuan ini sebagai "tambahan signifikan" bagi pengetahuan tentang literatur Hurrian, bahasa yang digunakan dalam ritual keagamaan Het.

Untuk informasi, Bangsa Het merupakan bangsa Anatolia kuno yang menuturkan bahasa dari cabang Anatolia dalam rumpun bahasa Indo-Eropa.

Baca Juga: Gabung Cerezo Osaka, Justin Hubner Diharap Patahkan Kutukan Pemain Indonesia di Liga Jepang

Bangsa ini mendirikan kerajaan yang berpusat di Hattusa. Bangsa Het mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14 SM, ketika sebagian besar Anatolia, Suriah barat laut, wilayah hingga mulut sungai Litani (kini Lebanon), dan daerah timur hingga Mesopotamia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI