Dalam buku berjudul "Prabowo: Dari Cijantung Bergerak ke Istana" oleh Femi Adi Soempeno tahun 2009 lalu. Dikatakan bahwa Yordania adalah negara kedua bagi Prabowo, terutama setelah kisruh 1998 pecah.
Abdullah yang masih menjadi pangeran menawari Prabowo yang diduga terlibat beberapa kasus penculikan untuk tinggal sementara di negaranya. Di sana Prabowo disambut hangat dan meski tiba dengan pakaian sipil biasa, ia tetap disambut secara militer.
Abdullah yang saat itu memimpin Komando Pasukan Khusus Kerajaan Yordania memaksa Prabowo menginspeksi pasukannya.
"Di sini Anda tetap Jenderal," kata Abdullah sambil memeluk Prabowo. Prabowo pun jatuh cinta dengan Yordania sejak saat itu.
"Saat saya disingkirkan oleh ABRI, oleh elite politik Indonesia, negeri ini menerima saya dengan baik," ujarnya.
Menurut isu, dulu Abdullah II juga meminta Prabowo untuk menjadi penasihat militer negaranya, namun ditolak oleh Prabowo. Namun Abdullah konon tetap memandang Prabowo sebagai seniornya.
Sewaktu prajurit Kopassus berhasil mencapai puncak tertinggi di dunia gunung Everest, Abdullah mengikutinya dengan antusias. Ia terharu ketika mendengar cerita bahwa suara takbir diteriakkan pertama kalinya dari sana.