Profil Ratna Sarumpaet, Aktivis Politik Keluyuran saat Nyepi di Bali

Eko Faizin Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2024 | 10:19 WIB
Profil Ratna Sarumpaet, Aktivis Politik Keluyuran saat Nyepi di Bali
Ratna Sarumpaet saat hadir di podcast Deddy Corbuzier. [Youtube]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ratna Sarumpaet mendadak kembali menjadi soorten usai kedapatan berkendara saat Hari Raya Nyepi di Bali, Senin (11/3/2024). Ia pun ditegur pecalang atau aparat keamanan adat Pulau Dewata.

Aksi Ratna Sarumpaet itu beredar di media sosial. Salah satunya dari akun Facebook Komang Tatto yang menyebut jika Ratna Sarumpaet bersama seorang laki-laki tepergok menaiki mobil di daerah Tibubeneng, Kuta Utara. 

Lantas siapakah sosok Ratna Sarumpaet?

Aktivis Ratna Sarumpaet ditegur pecalang karena tertangkap melakukan aktivitas di luar ketika umat Hindu di Bali sedang merayakan Nyepi, pada Senin (11/3/2024). (tangkap layar/ist)
Aktivis Ratna Sarumpaet ditegur pecalang karena tertangkap melakukan aktivitas di luar ketika umat Hindu di Bali sedang merayakan Nyepi, pada Senin (11/3/2024). [tangkap layar/ist]

Profil Ratna Sarumpaet
Seniman panggung teater sekaligus aktivis politik ini lahir di Tarutung, Tapanuli Utara, Sumatera Utara pada 16 Juli 1949. 

Ratna Sarumpaet terkenal dengan pementasan monolog Marsinah Menggugat, yang banyak dicekal di sejumlah daerah pada era administrasi Orde baru.

Wanita berusia 74 tahun tersebuh merupakan ibunda aktris Atiqah Hasiholan atar mertua aktor Rio Dewanto.

Pembunuhan seorang aktivis buruh, Marsinah, pada tahun 1993 membuat Ratna Sarumpaet menjadi aktif secara politik. Ia menulis naskah pementasan orisinal pertamanya, Marsinah: Nyanyian dari Bawah Tanah (1994) setelah terobsesi dengan kasus ini.

Hal yang masih diingat berkaitan dengannya adalah pada 2018, dimana Ratna sempat terlibat kasus hoaks usai mengaku telah dianiaya orang tak dikenal di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

Foto rajah Ratna Babak belur bereder luas di internet. Bahkan sejumlah tokoh oposisi, termasuk Prabowo Subianto, mengutuk "serangan pengecut" tersebut.

Akan tetapi kejadian itu bertolak belakang dengan fakta yang sebenarnya. Polda Metro Jaya dan Polda Jawa Barat menemukan bahwa Ratna Sarumpaet tidak ada di Bandara pada hari tersebut, melainkan mengunjungi klinik bedah plastik di Jakarta.

Pada tanggal 3 Oktober, Ratna mengakui bahwa ia telah berbohong mengenai serangan tersebut untuk menyembunyikan operasi plastiknya dari keluarganya sendiri.

Ratna kemudian dipecat dari tim kampanye Pilpres 2019 Prabowo Subianto. Keesokan harinya, Ratna ditahan oleh polisi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI