Jeritan Warga Palestina di Hari Pertama Puasa: Israel Tak ingin Kita Gembira Selama Ramadhan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Selasa, 12 Maret 2024 | 10:18 WIB
Jeritan Warga Palestina di Hari Pertama Puasa: Israel Tak ingin Kita Gembira Selama Ramadhan
Seorang anak pengungsi Palestina menjual lentera Ramadhan buatan tangan kota Rafah, Jalur Gaza selatan, Palestina. [MOHAMMED ABED / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bulan suci Ramadhan bagi umat Islam yang ada di seluruh dunia selalu menjadi bulan yang kusyuk beribadah dan kerap disambut gembira. Namun hal itu tidak terjadi terhadap Warga Palestina di Gaza.

Pada hari pertama Warga Palestina menjalankan ibadah puasa, justru disambut dengan hujan bom Israel. Banyak warga yang kemudian menyelamatkan diri di antara puing-puing rumah yang hancur.

Tak hanya itu, kelaparan dan penyakit hingga rasa dingin yang menusuk ke kulit warga di tenda-tenda pengungsian setelah lebih dari lima bulan pertempuran antara Israel dengan Hamas masih mereka rasakan.

Perasaan itu pula yang diungkapkan seorang pengungsi Palestina di tenda penampungan, Awni al-Kayyal. Pria berusia 50 tahun itu hanya bisa merasakan kesedihan dan duka yang teramat dalam saat menjalankan puasa tahun ini.

Baca Juga: Potret Warga Gaza Jalani Bulan Ramadan di Pengungsian, Salat Tarawih di Dekat Reruntuhan Masjid

"Awal Ramadhan sangat menyedihkan dan diselimuti kegelapan, dengan rasa dan bau darah di mana-mana," katanya seperti dilansir Alarabiya.

Awni bahkan merasa bahwa Israel tidak ingin Warga Palestina merasakan kegembiraan menjalankan ibadah Ramadhan.

"Israel tidak ingin kita merasakan kegembiraan selama Ramadhan. Kami tidak punya makanan untuk berbuka puasa," katanya.

Selama ini, pasokan bantuan kepada Warga Palestina dari PBB dan kelompok-kelompok lain yang berniat membantu tidak bisa bebas masuk. Israel hanya mengizinkan peanyaluran sebagian kecil pasokan yang dibutuhkan oleh 2,4 juta penduduk Gaza.

Akibatnya, warga tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan pangan karena harganya selangit.

Baca Juga: Jokowi Mau Tiru AS dan Prancis Soal Kirim Bantuan ke Gaza Lewat Jalur Udara

Meski banyak Warga Palestina tak tahu lagi bisa mendapatkan makanan berikutnya di mana, sebagian lainnya masih menemukan cara menyambut awal bulan suci dengan membuat dekorasi sederhana dan membagikan lentera tradisional di antara tenda mereka.

Sementara di Rafah, puluhan warga Gaza melaksanakan salat hari pertama Ramadhan di reruntuhan masjid yang terkena serangan udara Israel, beberapa waktu lalu.

Kondisi itu membuat Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan gencatan senjata selama Ramadhan. Namun seruan tersebut tak digubris, bahkan pertumpahan darah tetap berlangsung.

"Meskipun Ramadhan telah dimulai, pembunuhan, pemboman dan pertumpahan darah terus berlanjut di Gaza," katanya.

Bahkan, Militer Israel melaporkan, pasukannya membunuh 15 militan dalam pertemuan jarak dekat, tembakan penembak jitu, dan serangan udara.

Tak hanya itu, beberapa Anggota Hamas ditangkap dalam penggerebekan di rumah-rumah di Gaza selatan. Sedangkan, sejumlah saksi melaporkan bentrokan sengit di beberapa daerah waktu malam lalu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI