Sebelumnya, Migrant CARE mengungkapkan kehadiran para caleg untuk daerah pemilihan (dapil) Jakarta II yang meliputi Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Luar Negeri di TPS saat pelaksanaan PSU di Kuala Lumpur.
Perwakilan Migrant CARE Santosa menjelaskan, Caleg seperti Uya Kuya tidak secara gamblang berkampanye atau mengajak para pemilih memilih dirinya. Ia hanya berkeliaran di sekitar lokasi pencoblosan, World Trade Center (WTC).
“Jadi kalau ada orang lihat dia otomatis ngajak foto akan dia layani tapi beda dengan yang kemarin. Kalau kemarin itu kan memang frontal banget dia mondar-mandir di depan pintu masuk utama, kalau ini enggak, dia lebih soft," ujar Santosa kepada wartawan, Minggu (10/3/2024).
"Masinton juga datang. Barusan aku dapat kabar Masinton ke lokasi, di lokasi," tambahnya.
![Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. [Suara.com/Novian]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2023/11/16/21934-politikus-pdi-perjuangan-masinton-pasaribu.jpg)
Bahkan, Masinton sempat menyebar Alat Peraga Kampanye (APK). Namun, Panitia Pengawas Pemilu langsung menertibkannya.
“Jadi si para caleg itu brutal-brutal. Artinya mereka pokoknya gimana caranya bisa mendapatkan suara di kesempatan terakhir ini," ungkapnya.
Santosa pun menyesalkan para Panwas yang tak menindak kehadiran para Caleg ini. Mereka baru akan bergerak begitu ada APK yang disebarkan.
“Panwas/KPU itu ya itu tadi nggak ada gerak, gak ada tindakan. Kalau tadi ketika APK-APK dibawa timses-timses-nya di luar pintu masuk utama itu memang ada panwas yang ngambilin atau merampas APK-APK tersebut tapi itu tadi dan itu dilakukan timses-nya," pungkasnya.
Baca Juga: Kawal Pemungutan Suara Ulang di Kuala Lumpur, Once Mekel: Semoga Prosesnya Jujur dan Adil