Suara.com - Satu hari jelang ramadhan, sejumlah masyarakat terlihat masih ramai memenuhi area pemakaman di beberapa tempat di Jakarta. Salah satunya Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bambu Apus, Jakarta Timur.
Jumlah peziarah yang meningkat memberikan keuntungan tersendiri bagi pedagang bunga tabur di sekitar lokasi. Pedagang kembang yang biasanya hanya mendapatkan omzet sekitar puluhan ribu per hari, kini bisa mendulang hingga ratusan ribu.
"Lumayan, kalau hari-hari biasa mah gak sampai dapet gede, paling banter 150 kalo hari biasa mah, nah kalau jelang puasa buat belanja lagi mah kebeli dah, dibilang gede mah engga, sudah balik modal dah untung udah gitu aja," ujar wanita yang akrab disapa Emak kepada Suara.com di TPU Bambu Apus, Jakarta Timur pada Senin (11/3/2024).
Meski menjelang ramadhan omzet penjualannya kembangnya meningkat, namun Mawar mengatakan pada saat pandemi pendapatannya jauh lebih besar.
Baca Juga: AHY Pose Berlatar Green Screen, Sendal Karet Jadi Omongan
"Beda lah, gedean pas covid, kalau covid mah tiap hari bener, makanya dibilang kata emak ada hikmahnya ada berkah juga, nah itu yang emak bilang beda lah jauh," kata dia.
Saat pandemi, Emak mengaku masih diperbolehkan untuk berdagang di area pemakaman. Mawar mengatakan dirinya telah berjualan kembang di TPU Bambu Apus sejak tahun 1990-an.
"Tetep boleh dagang, emak dari sebelum Covid juga emng udah dagang dari tahun berapa ya 90 an lah, dulu mah di depan, pinggir jalan sono pindah ke sini karena ponakan kan pada dagang kembang juga," ujarnya.
Dia kemudian bercerita saat masa pandemi terdapat ribuan jenazah korban covid dimakamkan di TPU Bambu Apus. Saat itu, Emak bahkan berdagang hingga larut malam.
"Kan Emak kalau dagang sampe malem, di sini lagi covid dari pagi sampe jam 1, kadang-kadang gak tidur nungguin itu saja, kadang-kadang pulang, kembang taruh saja di sini, kalau sudah ngantuk kan banyak pegawai, ntar ngasihin (duitnya) 'ini Mak tadi ada yg beli kembang' dikasih duitnya," jelasnya.
Kendati demikian, bagi pedagang kembang untuk mendapatkan keuntungan yang besar hanya bisa di momentum tertentu. Seperti jelang ramadhan dan lebaran, di luar itu ia mengaku sangat sulit untuk mendapatkan keuntungan.
"Kalau lagi sepi kagak ada yang beli sama sekali, paling banter 20 rebu, 30 rebu kalau lagi sepi sepi bener," ujarnya. (Muhamad Iqbal Fathurahman)