Ramadhan Kelam di Gaza, Pengungsi di Rafah: Kami Telah Berpuasa Selama Lima Bulan

Chandra Iswinarno Suara.Com
Senin, 11 Maret 2024 | 09:17 WIB
Ramadhan Kelam di Gaza, Pengungsi di Rafah: Kami Telah Berpuasa Selama Lima Bulan
Sejumlah Warga Palestina menunggu pasokan makanan di kota Rafah di Jalur Gaza selatan, baru-baru ini. (ANTARA/Xinhua/Yasser Qudih.)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Agresi militer Israel yang tak kenal henti terus terjadi di Gaza. Memasuki Ramadhan, harapan adanya gencatan senjata yang diidam-idamkan Warga Gaza tak kunjung datang. Harapan kedamaian sepertinya akan berlalu begitu saja.

Sukacita menyambut Ramadhan di Gaza menjadi barang mahal. Setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza yang tinggal di Kota Rafah, kini harus rela tidur beratapkan terpal.

Alih-alih menyambut bulan puasa penuh sukacita, bayang-bayang kelaparan malah harus mereka hadapi.

"Kami tidak melakukan persiapan apa pun untuk menyambut Ramadhan karena kami telah berpuasa selama lima bulan," kata seorang warga Gaza, Maha yang juga ibu dari lima anak seperti dilansir Alarabiya.

Baca Juga: Indonesia Bakal Drop Bantuan di Gaza Lewat Udara, Jokowi: Jalur Darat Sangat Sulit

Maha mengungkapkan, biasanya saat Ramadhan rumahnya dipenuhi dengan dekorasi dan mengisi lemari es-nya dengan perbekalan untuk perayaan buka puasa.

"Tidak ada makanan, kami hanya punya makanan kaleng dan nasi, sebagian besar makanan dijual dengan harga yang sangat mahal," katanya.

Sementara itu di Tepi Barat, telah mengalami rekor kekerasan selama lebih dari dua tahun. Selain itu, terjadi peningkatan kekerasan sejak perang di Gaza.

Bahkan sejumlah kota-kota lain yang juga bergejolak seperti Jenin, Tulkarm atau Nablus kini bersiap menghadapi bentrokan lebih lanjut.

Harapan Perdamaian

Baca Juga: Serangan Israel Meningkatkan Kematian Anak di Jalur Gaza, UNICEF: Kematian Tragis Ulah Manusia!

Bagi banyak warga, mereka hanya menunggu datangnya perdamaian, sebab tidak ada pilihan lain.

"Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah walaupun tahun ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya."

"Namun kita tetap tabah dan sabar, dan kita akan menyambut bulan Ramadhan seperti biasa, dengan dekorasi, nyanyian, dengan doa, puasa," kata seorang warga Gaza yang kini mengungsi, Nehad El- Jed.

Harapan datangnya kedamaian di Gaza seperti sedia kala masih menjadi keinginan besar bagi warganya untuk bisa hidup lebih baik.

"Ramadhan mendatang, kami mendoakan Gaza kembali, semoga segala kehancuran dan kepungan di Gaza berubah, dan semua kembali dalam kondisi yang lebih baik," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI