Suara.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memberikan jawaban berkelas seandainya ia tak lagi masuk ke kabinet pemerintahan yang akan datang. Retno mengatakan ia sudah mendidik dirinya bahwa jabatan yang diperoleh ialah sebuah amanah.
Menurut Retno, dirinya tak mempersalahkan jika kemudian ia tak lagi menjadi Menteri Luar Negeri. Hal seperti itu, khususnya di dalam pemerintahan ialah biasa dan menjadi iklim demokrasi yang sehat.
"Saya mendidik diri saya, bahwa ada masa mulia, ada masa berakhir. Dan itu biasa di dalam demokrasi," ujar Retno seperti dilihat dari tayangan Youtube Mata Najwa, Minggu (10/3).
Baca juga:
Baca Juga: Cak Imin Tetiba Memuji Menlu Retno Marsudi, Ada Apa?
"Jadi jangan jabatan itu jadi milik kamu. Itu tugas yang harus dijalankan, pada saat itu sudah selesai, ya sudah. Ada masa mulai dan ada masa berhenti," sambungnya.
Retno Marsudi menegaskan bahwa sebagai seorang pejabat negara, jangan pernah merasa bahwa itu menjadi hak milik yang tak bisa diganggu gugat.
"Orang-orang kan pada ketakutan yah, nanti kalau gw gak jadi pejabat, jadi apa yah? yah gak apa-apa, jadi manusia," ungkap Retno Marsudi.
Retno Lestari Priansari Marsudi menjadi diplomat diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri perempuan pertama.
Baca juga:
Baca Juga: Sri Mulyani Lirik Retno Marsudi Saat Ditanya Program Makan Siang Gratis: Aku Menlu
Sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi merupakan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.
Retno kelahiran Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962. Dia menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Semarang sebelum akhirnya memperoleh gelar sarjana S-1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1985.
Setelah itu ia menempuh gelar S-2 Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Belanda. Setelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Dari 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda. Pada 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Amerika-Eropa. Retno dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003.
Retno menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek, dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.