Ganjar Pranowo Bagi-bagi Mainan Anak-anak di Makam Orang Tua: Ziarah Membuat Kita Lebih Tahu Arah!

Riki Chandra Suara.Com
Minggu, 10 Maret 2024 | 00:19 WIB
Ganjar Pranowo Bagi-bagi Mainan Anak-anak di Makam Orang Tua: Ziarah Membuat Kita Lebih Tahu Arah!
Ganjar Pranowo (pdiperjuangan-jatim.com)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jelang memasuki bulan suci Ramadan 1444 H, Capres Nomor Urut 3, Ganjar Pranowo, berziarah ke makam orang tuanya di Kelurahan Semawung Daleman, Kecamatan Kutoarjo, Purworejo, Jawa Tengah.

"Dengan ziarah kita akan lebih tahu arah, ke mana sebenarnya jalan yang kita tuju. Maka kepada yang sudah meninggal, terlebih orang tua, kita mesti mikul dhuwur mendem jero. Alhamdulillah sebelum Ramadan tiba bisa ziarah ke makam orangtua," tulis Ganjar lewat akun X @ganjarpranowo, dikutip Sabtu (9/3/2024).

Ganjar juga mengunggah videonya saat berziarah ke makam orang tua. Setelah berziarah, ia disambut puluhan masyarakat bersama anak anak. Mereka bergantian menyalami politikus PDIP tersebut di jalan setapak di dalam area pemakaman.

"Pak sehat selalu," kata mereka sembari menyalami.

"Amiin, Aamiin," jawab Ganjar sambil sesekali mengusap kepala anak-anak dan menyalami warga.

Sebelum berlalu, Ganjar juga tampak membagikan puluhan mainan anak-anak di area makam. Anak-anak pun kegirangan mendapatkannya.

"Nggak boleh rebutan, nanti diambilin. Tenang!" kata Ganjar.

Di akhir video, tampak anak-anak melambaikan tangannya sambil berucap "terimakasih Pak Ganjar!".

Unahan Ganjar Pranowo mendapat ragam komentar dari netizen. Ada yang turut terharu melihat ia berziarah, ada pula yang mengungkit masalah dirinya dilaporkan ke KPK.

"Ziarah ke makam orangtua adalah momen yang berharga untuk mengenang dan menghargai jasa mereka, serta untuk mengetahui arah yang sebenarnya dalam hidup kita. Alhamdulillah, semoga ziarah ini memberikan ketenangan dan hikmah sebelum Ramadan tiba," kata @dAsalbantani.

"Gak terasa sebentar lagi ramadhan ya pak," kata @DS_yantie.

"Alhamdulillah. Alfatihah untuk seluruh saudara muslim yang telah mendahului kita," tulis @_riverheaven.

"Syuting mulu pak? Ayo dorong terus hak angketnya, siapa tau Oktober bpk yg di lantik," kata @mbak_nik007.

"Gratifikasi itu gmn jar ? mati dah lo," cuit @paman_benjen.


Dilaporkan ke KPK

Sebelumnya diberitakan, Ganjar Pranowo membantah dan mengaku tidak pernah menerima gratifikasi seperti tuduhan yang dilayangkan Indonesia Police Watch (IPW).

"Saya tidak pernah menerima pemberian atau gratifikasi dari yang dia (IPW) tuduhkan," ucap Ganjar saat dikonfirmasi, Selasa (5/3/2024).

Ganjar Pranowo dan mantan Direktur Bank Jawa Tengah (Jateng) berinisial S, dilaporkan Indonesia Police Watch (IPW) ke KPK atas kasus dugaan penerimaan gratifikasi.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan nilai kasus dugaan gratifikasi yang diduga melibatkan Ganjar saat masih menjabat Gubernur Jawa Tengah itu mencapai Rp100 miliar.

"(Yang dilaporkan) jadi pertama S mantan Dirut Bank Jateng 2014-2023, kemudian juga GP (Ganjar Pranowo)," kata Sugeng Teguh Santoso dikonfirmasi wartawan, Selasa (5/3/2024).

Menurutnya, dugaan gratifikasi berasal dari perusahaan asuransi yang berkaitan dengan Bank Jateng.

"Dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap yang diterima oleh Direksi Bank Jateng dari perusahaan-perusahaan asuransi yang memberikan pertanggungan jaminan kredit kepada kreditur Bank Jateng. Jadi istilahnya ada cashback," ujarnya.

Jumlah cashback itu, dikatakan Sugeng, berkisar 16 persen dari nilai premi. Jumlah itu selanjutnya dialokasikan ke tiga pihak.

"Lima persen untuk operasional Bank Jateng, baik pusat maupun daerah. (Sebanyak) 5,5 persen untuk pemegang saham Bank Jateng yang terdiri dari pemerintah daerah atau kepala-kepala daerah. Yang 5,5 persen diberikan kepada pemegang saham pengendali Bank Jateng, yang diduga adalah Kepala Daerah Jawa Tengah dengan inisial GP (Ganjar Pranowo)," kata dia.

Disebutnya dugaan penerimaan gratifikasi tersebut berlangsung sejak 2014 sampai dengan 2023.

"Jumlahnya besar loh, kalau dijumlahkan semua mungkin lebih dari Rp100 miliar untuk yang 5,5 persen itu. Karena itu tidak dilaporkan ini bisa diduga tindak pidana," kata Sugeng.

Laporan itu disampaikan IPW ke pusat pengaduaan masyarakat Gedung Merah Putih KPK.

Terkait hal itu, Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri membenarkan adanya laporan dari IPW.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI